2. Masa Sekolah (2)

7.3K 527 13
                                    

"Rere... Kenapa bajumu sekotor itu?"
Teriak Jeandra, Kakak Renatta yang begitu khawatir mendapati adiknya dalam keadaan seperti kucing tersiram air got.

Renatta hanya bisa mendengus kesal sambil berjalan ke arah kamarnya.

Bisa ditebak, jika Jeandra mengikuti dirinya hingga ke kamarnya yang terletak di ujung yang memang terpisah dari ruang tamu dan jauh dari kamar lainnya.  Melewati kolam renang dan kamarnya lebih dominan dengan kaca sebagai pemisah tempat yang hanya dilapisi gordyn putih dari dalam.

Sifat menyendiri Renatta begitu berkebalikan dengan sikapnya yang begitu ceria di sekolah.
Di dalam rumah, dia hanyalah gadis pendiam yang selalu menghabiskan waktunya di dalam kamar.

Rumahnya memang tidak terlalu besar namun cukup buat seluruh keluarga besarnya dan masih ada 2 kamar tamu di lantai bawah. Sisanya kamar kedua orangtuanya, kamar Jeandra, dan ruang perapian ditengah perpustakaan keluarga.

Ruang tamu dan ruang keluarga yang terpisah, diujung bersebrangan dengan kamarnya alias sebrang kolam renang di bagian paling belakang adalah pantry, ruang dapur. Dan kearah lebih dalam mendekati ruang keluarga ada ruangan khusus makan yang minimalis namun elegan.

Meski keluarga mereka begitu harmonis, tapi lain hal dengan sekarang. Tepatnya, sejak ia memasuki JHS. Kedua orangtuanya lebih sering di luar negeri karena kontrak pekerjaan.

Jadi, dirumah ini hanya ada dirinya, Kak Jeandra dan 1 pelayan rumah, tak lupa 1 supir khusus karena Renatta dilarang membawa mobil oleh keluarganya.

Bukan tanpa alasan, terakhir kali memegang kemudi, Jeandra mendapat telpon dari kantor polisi, yang tak lupa juga telpon dari beberapa pedagang asongan yang sempat adiknya tabrak.

"Everything is okay?" Tanya Jeandra sambil memperhatikan adiknya mulai membuka bajunya dan bersiap mandi.

"You know, i will be here for you." Tambah Jean saat tidak mendengar jawaban dari Renatta.

Renatta mengambil handuknya.
"I am okay."

Jean memegang tangan Renatta untuk menjelaskan apa yang terjadi.

"Kak, i am fine. Can you leave me? I need my time."
Ucap Renatta lebih dari sekedar perintah membuat Jean mengangguk paham lalu berdiri dari kasur adiknya itu.

"Okey. See you in dinner."
Ucap Jean yang begitu penasaran akan apa yang terjadi pada adiknya.
Apa adiknya di bully?
Apa adiknya dimusuhi?

Ia tidak tahu apapun tentang adiknya. Dulu, memang adiknya ceria dan terbuka namun semenjak kedua orangtua mereka tidak pernah berada dirumah, Renatta menjadi lebih suka menyendiri dan menghabiskan waktunya dengan membaca buku.

Hanya saja, ia senang prestasi Renatta meningkat semenjak JHS. Mungkin itu efek yang positif dari masalah keluarga mereka bagi kelanjutan sekolah Renatta. Karena kebiasaan adiknya membaca yang sebenarnya muncul begitu saja.

Bahkan kepintaran Renatta melebihi dirinya dulu waktu masih bersekolah. Umur mereka memang beda jauh. Mereka berbeda 5 tahun dan Jean memilih bekerja setelah selesai kuliahnya. Sedangkan Renatta memang sedikit telat masuk sekolah karena waktu itu ikut dinas kedua orangtua mereka sewaktu Rere masih kecil.

Sementara itu, Renatta berpikir sambil mengusap shampoo di kepalanya.
"Apa tingkah aku kelewatan?"

Renatta selalu bertanya pada dirinya sendiri.
Tapi, ia hanya ingin mendapat lirikan dari pujaan hatinya. Apa itu salah?

Kevin yang membuatnya berubah seperti ini. Menjadi gadis yang pintar dan mengisi waktunya dengan hal kesenangan dirinya sendiri.

Ia menjadi menemukan tujuannya hidup. Dan, ia hanya ingin mengenal sosok pujaannya itu.

ON HER EYES (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang