16. Cinta Lama mulai Disadari

6.3K 480 88
                                    

Rere mengetuk pintu kamar Kevin dengan susah payah sambil memegangi perutnya.

"Kevinnn..."

Ia tahu ini sudah malam, tapi tiba-tiba perutnya sakit saat ia hendak tidur sepulang dari makan malam di restaurant bersama Kevin.

Karena tidak kuat lagi, Rere berjongkok di depan pintu itu sambil terus mengetuk.

"Kevin! Help me, please." Rere menangis karena ia merasa jika perutnya akan meledak saat itu juga.

Apa karena ia kebanyakan makan?
Atau karena seafood yang tadi ia makan? Tapi dia tidak memiliki alergi apapun.

Pintu terbuka dan menampakkan Kevin yang sepertinya baru saja selesai berpakaian santai selesai mandi, terlihat dari rambutnya yang masih basah.

Kevin terkejut, langsung memegang Rere untuk membantunya berdiri.
"Re, kau kenapa?"

Rere meringis. "Perutku sakit. Please, bawa aku ke rumah sakit." Rintihnya sambil mencengkram perutnya erat dan memegang kuat lengan Kevin agar ia tidak kembali berjongkok. Bahkan, Rere tidak bisa berdiri tegak, ia sedikit membungkukkan badannya agar sakitnya tidak terlalu parah.

Kevin memeluk erat pinggang Rere sambil mengeluarkan ponsel dari saku celana jeans pendeknya. "Mateo, siapkan mobil sekarang. Kita ke rumah sakit." Perintah Kevin saat mendengar jawaban Mateo di sebrang sana.

"Tadi aku baik-baik saja, tapi perutku mendadak sakit.." Ucap Rere memberi penjelasan.

"Jangan banyak bicara, kau sedang kesakitan. Ayo, kita kerumah sakit sekarang."
Ucap Kevin sambil mengalungkan tangan Rere ke lehernya.

"Kau yakin masih bisa berjalan?" Tanya Kevin karena Rere menolak saat ingin ia gendong.

Rere mengangguk. Alhasil, Kevin hanya bisa memeluk erat pinggang Rere saat mereka berada di lift agar wanita itu tidak terjatuh kelantai.

❤❤❤❤❤

"Bagaimana keadaanmu?"
Tanya Kevin pada wanita yang bersandar pada pinggiran ranjang rumah sakit.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan Kevin memutuskan untuk menginap disini daripada memaksa pulang.

Bibir Rere terlihat pucat dan kering. "Better. Dokter memberiku obat pengurang rasa sakit. Bagaimana hasilnya? Apa dokter sudah memberitahu kenapa perutku bisa sakit?"

Kevin menggeleng. "Mungkin sebentar lagi."

"Kenapa kau tidak mau ku gendong tadi?"
Tanya Kevin tiba-tiba.

Rere terkejut. Tentu saja, ia takut diledek Kevin. Secara, sebelumnya ia sudah makan sangat banyak. Ia akan sangat malu jika Kevin memprotes berat badannya disaat genting seperti tadi.

Memang, awalnya Rere bersikeras untuk berjalan sendiri. Tapi, setelah di depan lobby apartment Rere terjatuh dan tidak bisa berjalan. Kevin pun dengan sigap menggendongnya ke mobil.

"Tidak apa-apa. Aku pikir masih bisa berjalan."

Kevin menggeleng tidak percaya. "Aku suka tidak tahu jalan pikiranmu. Kau kesakitan, dan tidak mau dibantu. Atau kau mengkhawatirkan sesuatu?"

Mata Rere melotot. "Hahaha, tentu saja tidak. Maksudmu, aku takut kau tidak kuat menggendongku?" Tawa Rere meledek membuat Kevin tersenyum mendengar jawabannya.

Rere yang melihat senyum geli Kevin pun terdiam dan merubah wajahnya menjadi datar karena malu dan kesal. Ia terperangkap dengan ucapannya sendiri.

"Well, kau mendapatkan jawabannya." Ucap Rere datar sambil membenarkan posisinya menjadi berbaring untuk tidur. Moodnya menghilang, yang ada sekarang adalah rasa malu yang begitu besar.

ON HER EYES (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang