Renatta memegang kertas hasil tes darah dan pengecekkannya dari dokter tadi sambil berjalan melewati lorong rumah sakit.
"Anda positif terkena gejala usus buntu. Anda beruntung masih bisa diatasi karena baru gejalanya saja. Tapi, akan ada kemungkinan anda harus operasi jika kejadian ini terulang kembali."
"... Anda harus lebih menjaga kesehatan anda. Dan, jangan terlalu lelah."
Renatta mengambil ponselnya yang berdering dan mengkerutkan keningnya melihat nomor baru yang menghubunginya.
Sepertinya, ia tidak ada menunggu telpon siapapun. Dan Monica bilang, dirinya belum ada tawaran job baru untuk 3 bulan kedepan.
Ia melihat jam menunjukkan angka 11. Sedangkan jam 1 siang nanti ia akan melakukan pemotretan.
Ia harus bergegas menuju agensinya. Ia berjalan cepat menuju parkiran dimana ia memarkirkan mobilnya sambil menjawab telpon itu."Halo, selamat siang."
"Halo, Ms. Marvin, right?"
"Yes.. Maaf, dengan siapa ini?"
"Saya Emily, ibu Kevin. Apa saya bisa bicara dengan kamu secara langsung?"
Renatta menghentikan langkahnya kaget. Ia tahu siapa yang sedang menelponnya sekarang. Dan, ia sangat-sangat tidak siap untuk bertemu sekarang.
"Mrs. Antonious?"
------------
Renatta berjalan masuk kedalam sebuah Cafe menuju meja dimana ia beri sms tadi saat ia diperjalanan. Meja 14 yang ia tahu, dan ia melihat seorang wanita cantik meski ia tahu sudah berumur itu memakai setelan dress dan bolero hitam yang elegan.
"Selamat siang, Mrs. Antonious." Sapa Renatta mencoba menjaga kegugupannya dengan mengulurkan tangannya ramah.
Emily mendongak dan tersenyum sambil menerima uluran tangan wanita cantik itu. Emily menatap wanita itu dari atas hingga kebawah.
Dalam hati, ia bahkan kagum akan kecantikan dan juga aura memikat dari wanita ini. Wajar saja, putranya begitu terbelenggu akan wanita ini."Silahkan duduk."
"Matt, kau boleh pergi dan menungguku dimobil." Ucap Emily pada bodyguard seusianya yang selalu menemaninya kemanapun.
Renatta duduk setelah berterima kasih.
"Jadi, kau adalah teman Kevin?"
Renatta sedikit merasa aneh dengan kata teman yang diucapkan ibu kekasihnya itu. Entah mengapa, ada aura tidak enak yang ia rasakan dari nada bicara Emily meskipun begitu lembut.
"Y-yes Ma'am."
Emily mengangguk. "Jadi, seberapa dekat kau dengan anakku? Kau tahu kan siapa keluarga Antonious?"
"Ya? Ah, maaf. Maksudnya saya..."
"Apa kau sudah tidur dengan putraku?" Potong Emily dengan tidak ingin berbasa-basi.
Tidak ada kalimat mengejutkan yang ia dengar dari kalimat ini. Emily sungguh diluar dugaan, ia kira ia baik-baik saja. Namun, nyatanya ia ingin memanggil Kevin dan meminta bantuannya untuk berbicara pada ibunya. Renatta tidak sanggup secara batin.
".. Kau tahu kan, Kevin sudah dijodohkan. Tapi, dia mencoba menolaknya karena ia menyukai dirimu."
Renatta hanya diam dan mendengarkan Emily berbicara.
"Aku sudah melihat kasusmu kemarin di TV. Dan, untuk pertama kalinya, anakku mengurusi urusan tidak penting seperti itu. Dia adalah CEO, namun ia turun secara langsung untuk mengatasi masalah aktrisnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ON HER EYES (FINISH)
RomansaPRIVATE! CERITA SEQUEL DARI : EVERYTHING SURROUNDS ME DON'T EVER PLAGIAT COME HERE !!! Cerita ini murni imajinasi penulis, dan alur mengalir sesuai keinginan penulis. Tinggalkan vote dan juga comment. Highest Rank #1 on Truth #1 on Seru #2 on Wat...