Adegan yang terjadi hanya bersifat belaka dan tidak sesungguhnya...
Rere menaruh berkas itu pada box yang tersedia, lalu ia mulai mencari rak berkas yang baru di ujung ruangan.
Ia menemukannya dan mengambil tangga untuk ia naiki karena tempatnya lumayan tinggi.
1 box isinya 100, dan ia membutuhkan satu lagi.
Ia mengambilnya dengan perlahan, namun tiba-tiba listrik padam.Rere tidak bisa melihat apapun. Hanya ada kegelapan dan ia menyadari jika ponselnya ia taruh di meja dekat pintu gudang.
Pegangan pada box itu lepas, namun malah jatuh menimpa kaki tangga yang sedang dinaiki Rere. Membuat tangga itu goyang dan Rere berteriak menjaga keseimbangannya.
Rere terjatuh ke lantai dengan kaki kanan tergelincir.
Namun, sekelebat bayangan mulai bermunculan saat ia menyentuh lantai.
Rere kecil ketakutan, berlari memanggil Kakaknya dan kedua orangtua nya. Ia berlari menuruni tangga salah satu club sambil menengok kearah belakang dimana seorang pria yang menawarinya minum sesuatu yang di dalam gelas tadi.
Ia memang masih memakai seragam SMA nya, karena ia baru saja menghadiri acara temannya yang berulang tahun. Namun, tidak ia sadari jika ia mulai disentuh pria berambut gondrong meski tampan itu.
Rere hampir terjatuh saat ia menuruni tangga kecil di pintu belakang Club.
Ia menangis melihat orang lain seakan tidak ada yang peduli akan dirinya dan malah lanjut berpesta.Hujan dan petir membuatnya semakin ketakutan, namun langkahnya tidak sekalipun ia hentikan hingga ia melihat rumah diujung sana.
Rere berteriak memanggil orang di dalamnya. Namun, pintu itu terbuka begitu saja. Ia masuk ke dalam dengan lampu dinding yang temaram.
Ruang apa ini? Tidak terlihat seperti rumah.
Ia melihat hanya ada 1 ruangan yang disekat 2 pembatas. Rere buru-buru mengunci pintu rumah itu dari dalam saat melihat pria gondrong utu meneriakki namanya diluar sana.
Rere meringkuk di sudut meja. Ia basah kuyub dan kotor. Ia mulai kedinginan.
Rere menutup mulutnya saat mendengar pintunya di dobrak kuat dan ada 2 pria kali ini. Salah satunya yang gondrong itu.
Mereka tertawa dan menarik Rere keluar dari sudut meja itu. Rere berteriak dan melawan kencang.
Namun, pria gondrong itu menarik seragamnya kasar dan mengoyaknya.
Rere berteriak histeris menikmati kegelapan diruang ini. Ia ketakutan, Rere mendorong tubuhnya hingga punggung dan kepalanya membentur rak di belakangnya.
Pria itu menidurkan Rere di lantai dan memegang kedua kaki dan tangan Rere.
Angin kencang menghembuskan lampu dinding temaram dan membuat ruangan itu begitu gelap gulita.Namun, Rere masih mengingat wajah pria gondrong yang tertawa padanya itu.
Deringan ponsel, membuat Rere menoleh kaget. Seakan ia mendapati dirinya diposisi yang sama. Gelap, tak bisa bangun, dan telpon yang berdering. Rere meringis sambil memegang kakinya.
Dengan keadaan yang gelap gulita, ia mendengar deringan ponsel dan menatap ke samping wajahnya, dimana ponselnya lah yang berdering dan menampilkan nama Jean di layar.
Rere menangis dan berteriak saat ia merasakan sesuatu dibawah sana mendesak masuk.
Airmata begitu deras mengalir menahan apa yang kedua pria ini lakukan di kegelapan pada tubuhnya.
Rere hanya bisa merasakannya, tanpa melihatnya karena gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
ON HER EYES (FINISH)
RomancePRIVATE! CERITA SEQUEL DARI : EVERYTHING SURROUNDS ME DON'T EVER PLAGIAT COME HERE !!! Cerita ini murni imajinasi penulis, dan alur mengalir sesuai keinginan penulis. Tinggalkan vote dan juga comment. Highest Rank #1 on Truth #1 on Seru #2 on Wat...