47. Our Future

7.2K 482 154
                                    

(Pasang lagunya pas lagi ditengah ya.. Setelah part Kevin dan Renatta menyelesaikan masalah mereka)

Kevin menyetir mobilnya dan menyusuri jalanan kota dengan earphone yang terus tersambung ditelinganya.

"Ada perkembangan?"

"Untuk saat ini belum ada, Tuan. Kami masih mencari disekitar mansion keluarga Marvin dan beberapa mencari disekitar apartment. Kami sudah mengecek data-data penumpang di bandara dan tidak ada hasil."

Kevin mengumpat. Namun, ia bersyukur itu artinya Renatta masih didalam kota.

"Tetap cari dan terus laporkan."

"Baik, Tuan."

Ponselnya kembali berbunyi. Kevin melihatnya dilayar ponselnya, nomor baru yang tidak ia kenal.

Kevin sedang sibuk, ia malas jika harus menerima telpon dari orang lain yang tidak penting.
Hingga, sambungan itu terputus.

Kevin hendak menelpon kedua orangtuanya yang juga khawatir tentang keadaan menantunya itu.

Namun, nomor yang sama kembali menghubunginya. Dengan terpaksa, ia mengangkat sambungan itu.

"Halo."

"Kevin..."

Mata Kevin melotot mendengar suara yang sangat ia kenal.

"Baby? Where are you? Kenapa kau pergi meninggalkan apartment?"

Terdengar isakan disebrang sana membuat emosi Kevin semakin bertambah. Ia tidak tahu dimana istrinya itu, ia hanya bisa mendengar suaranya yang menangis dan itu sanggup membuat Kevin merasa frustasi.

"Aku di depan rumah sakit St. Maria."

"Rumah sakit? Kenapa kau ada disana?"
Tanya Kevin panik dan bingung.

Namun, Renatta semakin merengek dan kesal. "Cepat, Kevin! I need you!!"

Kevin mengumpat dan melempar earphonenya begitu saja lalu fokus menyetir dengan kecepatan tinggi.
"Shit!!!"

Ia menggenggam erat kemudinya sambil berdoa agar istrinya itu baik-baik saja.
Setelah 10 menit menerjang keramaian jalanan, ia sampai dikawasan rumah sakit dan ia menginjak pedal rem mendadak ketika melihat wanita yang sedang ia cari itu berjongkok dipinggir jalan seorang diri sambil memegang seutas kertas.

Dengan cepat, Kevin meminggirkan mobilnya dan berlari mendapati wanita itu.

"Renatta??"

Renatta mendongak dan berdiri. Matanya masih berair. Sial! Udara cukup dingin dan wanita itu seakan lupa akan syal yang seharusnya selalu dibawa saat musim dingin.

"Kevin.." Renatta memeluk leher Kevin dengan erat dan menangis disana membuat Kevin tertegun.

Ia kira, wanitanya mencoba kabur darinya.
Kevin memeluk erat pinggang wanita itu dan mengecup rambutnya dengan rasa lega.

"Apa yang terjadi, sayang? Kenapa kau pergi begitu saja? Apa yang kau lakukan disini?"

Renatta terisak.
"Kevin, aku.. A-aku ingin jujur padamu."

"Hhmmm?"

"Aku pernah melakukan aborsi.."

Tubuh Kevin menegang. Maksudnya?
Jadi, Renatta pernah hamil anak Wilson?"

Dengan mulut kaku, Kevin menanyakan hal yang sangat takut ia ketahui kebenarannya. "Anak Wilson?"

Renatta semakin menangis kencang. Ia melepaskan pelukan Kevin membuat Kevin ikut melepaskan pelukannya. Renatta kembali jongkok.

ON HER EYES (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang