19. Renatta dengan emosinya

6.6K 418 5
                                    

Renatta mengelus kedua bahu Kevin dari belakang dan mencium leher belakang pria itu.
"Morning."

Kevin yang sedang mengoleskan selai coklat diroti dipiringnya itu pun tersenyum. "Morning, sweetheart. Kau ingin sarapan sesuatu? Aku bisa meminta Chloe membuatkannya." Ucap Kevin saat melihat Renatta membuka kulkas.

Renatta melihat isi kulkas yang penuh dan ia mengambil buah apel dan memakannya langsung.

"No, thanks. Aku hanya perlu buah dipagi hari. Lagipula aku tidak begitu menyukai roti. Kecuali Pizza." Jelas Renatta sambil duduk di kursi dihadapan pria itu.

Kevin tersenyum. "Satu hal yang baru kuketahui."

"Ada lagi sepertinya." Ucap Renatta membuat dahi Kevin berkerut.

"Benarkah? Apa itu?"
Tanya Kevin.

"Aku tidak bisa berada ditempat gelap, kau ingat kejadian di gudang?
Sepertinya, aku juga belum mengatakan padamu bahwa aku tidak menyukai petir dan semacamnya."

Kevin memperhatikan wanitanya.
Banyak hal yang tidak ia ketahui namun wanita itu dengan rela hati membuka isi hidupnya agar Kevin mengetahuinya.
Rasa bersalah mulai hinggap di dada Kevin.

"Well, aku akan mengingatnya."

Renatta tersenyum. "Kau kekantor hari ini?"

Kevin mengangguk. "Aku sudah meminta Mateo untuk meminta asisstenmu menunggu di lobby. Jam berapa kau pergi?"

"Sembilan."

"Kevin." Panggil Renatta ketika pria itu hendak bangkit berdiri.

Kevin kembali duduk karena tahu jika wanitanya membutuhkan perhatiannya saat ini.

"Kau belum menjelaskan padaku tentang Maxwell itu."

Tiba-tiba Kevin tertawa terbahak-bahak membuat Renatta mendadak kesal. Ia sedang serius namun pria itu malah tertawa tanpa rasa bersalah.

"Kau tahu, aku merasa kalau kita adalah pasangan sejati." Ucap Kevin disela tawanya.

Kali ini Renatta yang mengerutkan dahinya tidak mengerti.

"Kau datang disaat kami akan datang ke acara keluarga dimana keluargaku akan membatalkan pertunangan itu. Maka dari itu, kemarin kami terburu-buru." Jelas Kevin membuat Renatta bahagia bukan main.

"Benarkah?"

Kevin mengangguk. "Ya. Aku bersyukur memiliki kedua orangtua yang mengerti diriku. Yah, walau awalnya Mom tidak menerimanya. Namun, aku memberinya pengertian jika andai saja Dad menikah dengan saudara tirinya dan hal itu membuat Mom menerima penolakanku."

"Saudara tiri?"

"Ya. Ceritanya panjang. Tapi intinya memang Dad pernah memiliki hubungan dengan saudara tirinya yang sekarang sudah menikahi pejabat di kota sebelah. Aku tidak terlalu dekat dengan keluarga Dad."

Renatta mengangguk mengerti. "Pasti Mrs. Antonious pernah mengalami hari yang sangat buruk."

Mendengar itu, mendadak suasana menjadi hening dan tidak enak.

"Ah, maaf. Aku sepertinya terlalu ikut campur." Ucap Renatta sambil undur diri dan berniat untuk bersiap kerja.

Namun tangan kiri Kevin menahan tangan Renatta saat wanita itu melewatinya.
"Tidak apa-apa. Aku suka kau yang mencampuri masalahku. Aku membutuhkan dirimu, Re."

Rere tersenyum dan mendekat duduk di pangkuan Kevin.
"Aku ada disini. Dan, aku akan selalu menjadi sandaranmu saat kau butuh."

Kevin memeluk Renatta dengan sayang.
Sepertinya, ia mulai jatuh cinta...
Hati dan jantungnya seakan bergerak tidak beraturan.

ON HER EYES (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang