41. OTW Honeymoon

6K 405 25
                                    

Renatta merasa senang pagi ini karena barusan ia baru saja berteleponan dengan sang kakak, Jeandra. Meski tidak lama, namun mendengar keluarganya baik-baik saja membuatnya bahagia. Ia juga berjanji akan berkunjung ketika jadwalnya tidak padat.

Ia melepas celemeknya, dan merapikan segala kekacauan yang ia buat di dapur. Ia mencoba membuat soup kacang merah untuk mereka berdua. Dan rasanya cukup enak.

Saat sedang menaruh mangkuk dan sendok diatas meja, Kevin turun dengan wajah segarnya seusai mandi.

Pria itu menghampiri Renatta dan mencium keningnya. "Pagi, Wife.."

"Pagi.."

Mereka sarapan dalam diam, membuat Kevin merasa tidak nyaman. Ia harus meluruskan masalah semalam.

"Aku tidak nyaman dengan ini." Ucap Kevin.

Renatta tetap sibuk memakan supnya.

Kevin kesal akan bungkamnya mulut Renatta.

"Baiklah..." Kevin menaruh sendoknya membuat Renatta juga menghentikan makannya.

"... Aku tidak menyukai situasi ini, Re."

Renatta menghela napasnya dan menaruh sendoknya dengan perlahan disamping mangkuk supnya. "Ada apa?"

"Jangan mendiamiku, seperti ini."

"Aku hanya tidak mood berbicara, habiskan makanannya." Ucap Renatta lalu menaruh mangkuk nya di wastafel.

"Dimana Chloe?"

"Dia akan datang sore."

"Re.."

Renatta menoleh jengah. Ada apa? Kenapa Kevin terlihat sangat bertele-tele saat ini??

Kevin berdiri menaruh mangkuknya ke wastafel. Lalu, ia mengunci tubuh Renatta dengan kedua tangannya memegang pinggiran wastafel.

Renatta tertegun dan menahan napasnya. Ia merasakan napas Kevin menerpa wajahnya dan terasa hangat.

"Mrs. Antonious.."

Renatta meneguk air ludahnya dengan susah tanpa mengalihkan tatapannya dari mata Kevin yang terlihat tajam.

"What are you doing?" Tanya Renatta dengan suara pelan, lebih tepatnya berbisik.

Kevin tersenyum. "Kau tahu kan kalau dirimu itu milikku?"

Renatta mengangguk, ia gugup saling mengaitkan kedua jemarinya untuk membuat sedikit jarak pada tubuh Kevin yang semakin mendekat kearahnya. Ia bahkan mendongak keatas, sedangkan Kevin menunduk untuk menatap mata Renatta.

Posisi mereka benar-benar tidak pas. Semakin membuat Renatta terintimidasi.

Wait! Harusnya kan dia yang marah.
Kenapa jadi Kevin yang mendominasi?

"... Kau juga pasti tahu kan kalau aku adalah milikmu seorang?"

Pertanyaan itu membuat pipi Renatta merona.

"Hhmmm?"

Renatta mengangguk gugup.

"So, apa yang kau khawatirkan?"

Lagi-lagi, Renatta hanya bisa terdiam. Bibirnya begitu kaku karena posisi mereka. Entah kenapa kegugupan semakin mendominasi perasaannya kini sehingga ia tidak bisa berpikir apapun.

Kevin memegang dagu Renatta. "Hei, you must trust me. Aku minta maaf karena tidak langsung mengabarimu. Kupikir, aku akan membicarakannya saat kita berbincang-bincang dikamar seperti biasa."

ON HER EYES (FINISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang