ON HER EYES (FINISH)

9. Lift

Please, jangan lupa vote dan comment nya yaa! Terima kasih, gengs!!

Enjoy it!

❤❤❤❤

Hari ini sudah tepat sebulan Renatta magang di EJ dan sekarang ia sedang berada di kampusnya untuk menyerahkan laporan bulanan kegiatan mereka yang sebelumnya sudah ditanda tangani pembimbing dan juga Kevin sebagai penanggung jawab di perusahaan itu.

"Jadi, kurasa hari ini kita harus habiskan hari di apartment Mia. Bagaimana? Aku benar-benar merindukan kalian.." Ucap Katerine dengan sifat lebay nya.

Renatta tertawa.
Mereka memang baru saja selesai menyerahkan laporan bulanan mereka dan hari ini seharusnya ia mendapat libur. Namun, pembimbingnya bilang jika Kevin tidak memberinya libur.

Renatta benar-benar memasang wajah menyesal.
"Maafkan aku. Aku tidak dapat izin libur. Sepertinya, aku tidak bisa bergabung."

Mia menggeleng. "Oh, ayolah. Aku berencana membawa kita semua ke Club Sawyer milik teman kencanku saat ini."

Katerine tersenyum menggoda. "Ahaaa.. Hawaii?"

"Yaa.. Kau tahu, kemarin dia sedang berlibur dan mengatakan jika ia memiliki sebuah Club di kota ini. Bukankah ini suatu kebetulan yang gila?" Ucap Mia antusias.

Renatta hanya menggeleng geli.
Tak ada Mia tanpa obrolan cowok.

"Kau mau mengenalkannya pada kita?" Tanya Katerine.

"Hei! Tentu saja. Aku ingin memamerkannya pada kalian. Dia sangat tampan." Bisik Mia namun Renatta yang berada sedikit jauh dari mereka itu masih bisa mendengar.

Mereka tertawa geli.
"Kalian tahu tidak, katanya dia juga memiliki 2 sahabat dan sering berlibur ke Hawaii. Namun, dia tidak mau mengenalkannya padaku. Karena, dia takut aku akan berpaling pada temannya yang mungkin saja lebih tampan."

Semua tertawa menanggapi ucapan Mia.

"Memangnya kau akan melakukannya jika itu benar?" Tanya Renatta meremehkan.

"Tentu saja." Ucap Mia yakin membuat Renatta melongo saat melihat wanita itu berjalan meninggalkannya dengan gaya model yang sering Rere sendiri peragakan.

Katerine menepuk bahu Renatta dengan kasihan dan kegelian.
"Kau seperti tidak tahu kegilaan wanita itu, Re."

Renatta hanya mengangguk mengiyakan perkataan temannya itu.

Mia memang luar biasa.

--------

Renatta turun dari mobil putihnya dan berjalan ke arah lift. Ia harus lanjut bekerja karena Kevin tidak memberinya libur entah karena apa. Namun, semakin hari ia merasa semakin bekerja dengan keras layaknya karyawan disana.

Tujuan utamanya adalah menjadi model. Bukan sebagai pemagang ulung yang banyak disuruh-suruh orang.

Ia mengeluarkan ponselnya yang berdering sambil memencet pintu lift yang ia lihat masih dilantai 10. Begitupun lift yang disebelahnya yang baru saja naik.

Ia melihat nama Kakaknya, Jean.
"Halo..." Jawabnya malas.

"Apa kabarmu?"

"Baik. Bisakah kau tidak mengganggu?"

"Re, aku sendirian. Maksudku, kita tidak tinggal bersama mama dan papa. Dan, aku sedang hamil. Bisakah kau menemaniku dan kembali ke rumah?"

"Tidak."

"Re, please."

"Aku tidak bisa hidup bersama bajingan yang menghamilimu dan juga pernah menghamiliku. Demi Tuhan, Kak. Bisakah kau pikirkan itu? Aku saja yang mengingatnya mau mati."