Perilaku membenci dan menyalahkan

74 2 0
                                    



Dalam sebuah tekanan apapun hal itu dapat memberikan sesuatu bentuk baik berupa yang nampak dan tidak nampak. Khusus untuk hal ini adalah perilaku orang ketika menyalahkan atau membenci. Ketika unsur membenci selalu ada di dalam pikiran dan hati sungguh hal ini akan membuat kita tidak bisa melihat apa yang memang perlu di pahami atau tidak. Ketika membenci kita tidak akan pernah melihat satupun kebenaran pada diri orang lain meskipun mungkin kita sendiri yang melakukan kesalahan. Hal ini adalah alasan paling nyata yang dapat kita rasakan dan pahami dalam sebuah kehidupan. Perihal menyalahkan adalah sebuah kondisi dimana tidak ada lagi suatu permakluman dalam diri maupun hati. Menyalahkan bukanlah sesuatu yang menjurus pada keburukan karena dalam hal ini ada dua unsur yang di pahami antar benar atau salah, oleh karena itu masalah seperti ini ada hanya sebatas kekeliruan semata, berbeda dengan membenci, hal ini  tidak mempunyai unsur apapun yang dapat memaklumi hati tentang yang baik atau buruk dan salah atau benar. Sehingga lebih baik kita mampu menyalahkan daripada membenci sesuatu karena kita tahu sendiri akibat dari dua pengaruh ini memiliki konsekuensi yang cukup berat dalam melihat kehidupan orang lain atau diri sendiri. Salahkan sifat membenci agar kita tidak akan membenci jika bukan karena sebuah kesalahan yang berdampak buruk bagi banyak orang. Benci selalu menimbulkan hal buruk untuk bagian apapun tak ada yang bisa di pandang sebagi sesuatu yang objektif jika benci menguasai diri. Kita selalu hidup berdampingan dengan perasaan seperti ini dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan apapun. Mengindari lebih baik perasan benci walaupun perasaan benci itu muncul akibat menyalahkan atau di salahkan sebaiknya hindari dengan alsan apapun kita harus mampu menghindari perasan itu karena kita sudah tahu akibat dari benci itu sendiri. Dalam memilih suatu pekerjaan saja kita harus di uji dulu untuk mampu berkerja apalagi tentang hidup yang ujiannya tiada henti sampai akhirnya berada saat titik di mana menyadari bahwa yang benar-benar atas segala perasangka adalah  mampu menghindari perasangka.

MEMBUKA OPINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang