Hargai jati diri

94 2 0
                                    

Akhir-akhir ini mengeluarkan sedikit saja rasa gelisah dalam membagi pikiran selalu saja  di warnai dengan perselisihan. Orang-orang hanya mampu membatasi rasa hormatnya di dalam lembaran kertas yang di berikan nilai untuk menguasai dirinya. Mereka selalu menganggap Jika apa yang tidak dapat di lakukan seseorang dapat di artikan  sebagai pernyataan resmi  untuk siap dihakimi, digurui, dimaki dengan sepantasnya. Dalam urusan budaya saja, kita  masih sangat kurang dalam melestarikannya, padahal budaya adalah aset mahal bagi setiap bangsa untuk menunjukan eksistensinya atau daya juangnya. Orang-orang yang ingin mempertahankan budaya melalui bahasa daerahnya saja di anggap ketinggalan zaman atau norak dan semacamnya begitupun  halnya dengan orang-orang yang ingin melestarikan budaya melalui baju adat dianggap tidak modis dan kuno. Padahal acuan yang di anggap lebih bergaya sangat menghargai  budayanya sendiri. Justru kita yang terpukau akan budaya orang asing namun mengasingkan budaya sendiri. Tidak bisa menggunkan bahasa asing, bodoh!. Tidak bisa bergaya. Miskin!. Tidak memiliki barang asing. Lemah!. Seakan kita sangat buruk memandang bangsa sendiri,  dengan berbagai  pengendalian pikiran yang ersebar atas doktrin-doktrin asing di mana saja dan terjadi kapan saja tapi jika niat dan ideologi di tanam dalam hati sekuat apapun kita di perselisihkan semua itu tidak akan pernah membuat diri kita menjadi lupa akan bangsa dan jati diri. Belajar bahasa asing setengah mati tapi mencoba mengenali bahasa sendiri sungkan.  Hidup ini bukan sebuah perlombaan antara siapa yang mengungguli siapa tapi yang bisa menghargai apa yang dimiliki. Jati diri kita adalah di mana jiwa dan tubuhmu hidup bukan di mana keinginan dan obsesimu hidup. Seperti Saat orang-orang   yang sering bungkam atas kesengsaraan bukan berarti mereka lemah atau penakut tapi karena mereka terlalu menghargai dirinya sendiri untuk tidak melepas jati dirinya atas sebuah pengakuan atau sanjungan yang sering kali membuat orang-orang menjadi candu atas segala bentuk Simbolis yang sama sekali tidak bisa di kaitkan dengan nilai hidup yang sejatinya.

MEMBUKA OPINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang