Diskriminasi Orang Gila

291 10 0
                                    

Selama ini kita selalu meniru apa yang sering kita anggap adalah hal yang memang harus di lakukan, tetapi tidak memiliki alasan yang begitu kuat dalam mengikuti anggapan itu. Terlebih terhadap orang gila, kita selalu bersikap tidak peduli dan terkesan cuek bahkan menjauhi orang dengan keadaan sakit jiwa. Anggapan tentang orang gila yang berbahaya selalu terus berkembang dari generasi ke generasi. Menggunakan asumsi dari orang-orang terdahulu selalu menjadi dasar atas penilaian kita terhadap orang gila. Sebenarnya perbedaan orang dengan tekanan jika hebat dan keadaan sakit jiwa sama, namun, sikap kita selalu berbeda terhadap dua penyakit jiwa ini. Stadium terakhir dari penyakit tekanan jiwa adalah depresi dan stadium terakhir dari penyakit dengan delusi atau mania yang berlebihan adalah skinzofernia. Tidak mampu membedakan dunia imajinasi dan dunia nyata itulah yang selama ini kita anggap sebagai orang gila. Orang dengan penyakit seperti ini mampu merasakan sakit hati karena dunia yang sedang mereka tempati memang terasa begitu nyata, dengan trauma hebat dan berbagai macam jenis pemicu seseorang itu merasa memiliki sesuatu delusi yang begitu nyata, itu sebabnya jika kita menertawakan jika dia adalah orang gila, respon bisa saja berbeda antara satu dengan yang lain. Orang dengan sakit seperti ini mampu berpikir normal namun, delusi yang begitu nyata membuat dia terlihat seperti berbicara sendiri, kesal sendiri, berbicara dengan benda mati, padahal apa yang di lakukannya itu memang benar adanya di dimensi mereka sendiri bukan di dunia nyata. Sehingga sebaiknya yang kita perlu lakukan adalah mampu memeberikan sikap untuk menghiburnya atau jangan mencelanya dan menanggapi apa yang mereka hadapi seperti manusia normal lainnya. Dalam dunia medis penjelasan untuk hal ini adalah tentang produksi zat dopamin di dalam otaknya yang berlebihan dan berada di jalur yang salah di saraf otak. Peranan medis juga penting untuk menyembuhkan penyakit ini selain psikiater. Jangan pernah mengganggap orang dengan keadaan sakit jiwa adalah hal yang memalukan atau sebuah keburukan karena sakit jiwa juga sama dengan penyakit lain yang butuh dorongan motivasi dalam keluarga maupun bantuan medis. Jangan mentelantarkan orang dengan sakit jiwa seolah-olah hidupnya sudah tidak lagi berarti.

MEMBUKA OPINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang