MEMBUKA OPINI

Biarkan Hatimu memilih langkah

Kebutuhan dan keinginan dari hati selalu akan di lalui dengan terpaksa atau tidak, dengan cara yang sama dari setiap penyelesaiannya atau tidak, untuk mendapatkan "pasti" yang sulit di rencanakan. Kita mampu menjadi tidak peduli untuk segala hal tapi dapatkah kita memastikan diri kita tidak peduli atau peduli pada hal itu atau justru semua itu adalah cara kita mendapati suatu keyakinan bahwa yang tidak perlu di pedulikan itu harus di tekankan akan kondisi yang sangat jahat atau menyengsarakan demi tujuan keyakinan. Jika kita selalu memprioritaskan sesuatu dalam penyesuaian rumusnya maka hasil atau bentuk dari hal yang ingin dilakukan bukan berada antara suatu tuntunan atau keinginan tetapi cara kita melihat diri kita sendiri apakah masih menggunakan hati atau tidak. Segala cara di ikuti demi membuka suatu kesadaran yang digunakan untuk sesuatu yang ingin tidak di pedulikan tetapi fungsi untuk semua ketidakpedulian itu di lihat jauh lebih utama dibandingkan bagian dari kepedulian itu. Hati selalu ada di segala pilihan yang ingin dijamah dan di tempati dalam mendapat kebahagiaan yang di rasa perlu untuk di pedulikan. Saat pikiran mulai membuka jalan untuk ikut memberikan andil dari suatu keyakinan yang di bangun atas perasaan dalam hati maka apa yang selama kita sebut sebagai nafsu yang akan memiliki kuasa penuh atas jiwa dan tubuh kita sebagai manusia. Terbentuknya proses nafsu dari setiap manusia ini harus di mulai dari pikiran yang nantinya mampu di maklumi oleh hati sehingga nilai untuk sebuah kesalahan atau kebenaran terletak dari bagaimana cara manusia memilih memperdulikan atau menyesuaikan sesuatu yang belum bisa dinikmati atau mampu untuk dinikmati. Ketika saat orang lain banyak menhakimi atau menghinamu tentunya perasaan hati atau langkah untuk menyelesaikannya yang akan kau ambil mungkin pendekatannya dilihat dari sisi ketidakpedulian agar hatimu tenang dan terhindar dari gelisah tetapi hal itu akan membuat dirimu menjadi berbeda saat kau mampu menyadari hal itu adalah suatu bentuk proses penyesuaian diri bukan atas dasar penyelesainnya sehingga kondisi terbaik dari setiap manusia adalah di mana hati atau cara melihat sesuatu itu bukan berdasarkan kepada apakah hal itu harus di pedulikan atau tidak tetapi hal itu masih bisa untuk dimaklumi atau diterima dengan lapang dada yang nantinya hal itu membuktikan jika masih ada jiwa di dalam hatimu dalam menentukan pilihan.