Hal-Hal yang membuat orang melakukan tindakan kriminal

494 5 0
                                    

Kriminal adalah perilaku tentang melakukan suatu tindakan yang bersifat merugikan diri sendiri dan orang lain serta dilarang hukum.

Sudut pandang yang berbeda dari hal membuat orang melakukan tindakan kriminal, berikut di antaranya:

1 keadaan ekonomi. Oke, mungkin semua orang sudah menyadari hal ini tapi kali ini saya bahas dari sudut pandang yang berbeda. Ekonomi yang lemah ( menengah kebawah) mempunyai peluang melakukan tindakan kriminal kebanyakan sebagai pencuri, begal, jambret dan perampok. Sifat keputusasaan mudah sekali menerpa orang-orang dengan ekonomi rendah, meski pendidikan yang di tempuh cukup, akan tetapi tetap saja desakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lebih besar pengaruhnya. Bagaimana suatu keadaan akan timbul dan perlahan menjadi kemampuan untuk melakukan tindakan kriminal. Kita tidak pernah akan tahu bahwa pemikiran juga berperan di dalam tindakan kriminal, merencanakan, mengevaluasi situasi lapangan atau belajar untuk berani menjadi kegiatan sehari-hari. Mencuri menuai banyak risiko dan itu sebabnya jika mencuri juga menggunakan skill. Menjalani kegiatan yang sulit  tetapi tetap di jalani walaupun itu melanggar semua norma kehidupan. Nah, bandingkan semua unsur untuk melakukan tindakan kriminal, tidak  ada yang cenderung mengarah ke
Kemudahan. Menjalani tindakan kriminal  tetap  menjadi pilihan  yang di ambil. Timbul pertanyaan, kenapa bisa begitu? Tentu bisa karena orang yang sama seperti mereka mendapat kesejahteraan ketika bisa mendapat pendapatan dari menjambret, merampok dan sebagainya. Itu adalah pengaruh secara langsung menghasut pikirannya, semua risiko dari tindakan kriminal hilang hanya dengan hasil yang tidak seberapa. Andaikan pengaruh para pengusaha yang jauh lebih banyak penghasillnya menjadi panutan tetapi pandangan untuk sama dengan pengusaha itu di rasa sangat sulit, berbeda dengan melihat lingkungan dengan pengasilan kriminalnya. Mungkin sulit kita jumpai seseorang melakukan tindakan kriminal ketika dia memiliki panutan seorang pengusaha. Ingat kejahatan tidak akan pernah habis dan yang bisa di lakukan adalah meminimalisirkan kejahatan.

2. Kriminal mainstream ( pemerkosaan,pembunuhan,penculikan,penipuan,tawuran,kdrt, dll.)
Nah, bentuk tindakan kriminalnya  cukup banyak kan. Semua tindakan di atas di dasari oleh keberanian, keberanian timbul saat hati atau perasaan terdesak sesutu, contoh ketika sedang membunuh: desakan emosi pada saat ini adalah emosi marah, jadi bedakan emosi dengan marah karena marah adalah salah satu jenis emosi. Ketika mengalami fase ini, setiap manusia mempunyai reaksinya tersendiri, ada dengan cara mengempas barang, menyerang pemicu dirinya marah, pergi meninggalkan yang membuatnya marah, teriak dengan nada tinggi. Dalam kasus pembuhan yang di dasari rasa marah ini mungkin sangat mudah akan terjadi  tetapi itu di dukung dengan situasi, yang saya maksud tempat "sepi". Nah, coba kita tempatkan kejadian pembunuhan di antara banyak orang, pikiran secara tidak sadar di alihkan focusnya dari emosi marah yang memuncak kemudian sedikit mendapat celah dari rasa ke canggungan di sekitar, bahkan jika tingkat marahnya 100% tidak akan sampai untuk membunuh, berbeda lagi jika tingkat ke marahan seseorang mungkin hanya 30℅ namun di kawasan sepi mungkin hal ini lebih berpotensi ke tindakan pembunuhan. Dan bagian lainnya juga seperti itu, desakan itu selalu mampu menguasai hati sampai pikiran tidak berfungsi dengan baik. Contoh lain: pemerkosaan, begitu sederhana sekali, keberanian timbul  melakukan tindakan ini karena situasi tempat kejadian dan perilaku si pemerkosa, desakan hasrat birahi dalam diri melebihi perasaan dan ada factor fisik juga mempengaruhi pemerkosaan, di mana pria lebih kuat di bandingkan wanita. Andaikan saja jika hasrat birahi yang berlebihan di alami wanita apakah dia akan melakukan tindakan yang sama dengan pria. Tentu tidak , karena sifat pria di satu sisi menimbulkan rasa lemah terhadap wanita dan tentunya tidak ada rasa paksaan. Oleh sebab tidak ada yang perlu di kecam dari kejadian-kejadian seperti ini karena tidak menutup kemungkinan kita juga akan melakukan hal yang sama ketika berada dalam posisi seperti itu. Jadi sikapi diri dengan memposisikan diri dari dua arah maka kita dapat menyimpukan hal yang lebih baik karena sesungguhnya hal yang salah dan benar itu tidak ada ketika pendapat peribadi masih sangat di percaya.

3. Tidak ada tujuan hidup, tidak ada bekal agama dan putus asa. Seseorang yang mengalami hal semacam ini adalah kasus paling memprihatinkan. Sebenarnya mereka menciptakan kondisi mereka sendiri di dalam suatu keterbatasan yang tidak sebenarnya. Karena tidak ada arah yang jelas mereka akan berpaling ke narkoba, gengster dan premanisme. Atau orang dengan  sakit hati yang hebat memilih narkoba. Orang dengan pendidikan rendah, premanisme. Orang dengan massa yang cukup, gengster. Mereka tidak memiliki alasan yang cukup untuk menampati diri ke dalam jurang hitam ini. Keadaan ekonomi untuk para pecandu narkoba memang beragam tapi tidak jarang mereka dengan ekonomi atas juga menggunakan narkoba. Dari hal ini timbul pertanyaan, mengapa memakai narkoba?. Mereka yang menggunakan boleh jadi karena pergaulan atau sedang putus asa, itu sebabnya penjara mungkin kurang cocok untuk kasus seperti ini, cukup bandarnya yang di jerat hukum. Oke membahas ini mungkin hal yang membosankan, lansung pada titik masalah saja, prilaku-prilaku ini pada dasarnya memiliki rasa nyaman ketika melakukan, sehingga perlu kenyamanan lain untuk mengalihkan kebiasaan ini, mungkin jika ingin mengatasi hal semacam ini cukup memberikan kenyamanan yang lebih baik dan tidak merugikan orang lain tanpa ada kesenjangan yang begitu jauh dari kenyaman yang selam ini mereka miliki. Jangan men desrkriminasi orang-orang semacam ini langkah awal sebaiknya kita lakukan. Seburuk-buruk orang pasti ada nilai kasih di dalam hatinya dan sebaik baik orang pasti ada keburukannya jadi tinggal kita sebagai manusia yang berpikir, memilih hal buruk atau mendapatkan kenyamanan dari hal normal-normal saja.

Kesimpupan: belajarlah untuk menjadi orang jahat agar kalian tahu untuk menjadi jahat tidak semudah kelihatannya dan jangan pernah memikirkan untuk berbuat baik maka kalian akan tahu bahwa menjadi baik itu tidak sesulit kedengarannya.

MEMBUKA OPINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang