Membela kerancuan otak manusia

67 2 0
                                    



Air mengalir ke segala arah dengan lintasan yang di sediakan semesta untuk di tumpangi tanpa terkendali dengan posisi dominan. Manusia hidup selalu membutuhkan kendali untuk menentukan jalan hidup yang diinginkan atau tidak diinginkan secara sistematis atau manual. Kita kebanyakan membela kerancuan otak kita sendiri dengan keteguhan yang sangat penting menurut asumsi kita sendiri. Kita menginginkan sesuatu tanpa pernah kita ketahui apakah sesuatu itu perlu, dan terus berlanjut ke segala arah. Kita berdebat hebat dengan orang tua karena pemahaman yang berbeda dan tentunya kita sering kali menganggap diri kita sendirilah yang lebih benar di bandingkan orang tua. Jika lebih memfokuskan analisa terhadap diri kita masing-masing sangat mungkin jika segala sesuatu pernah kita ributkan dengan orang tua atau lingkungan keluarga. Seandainya jika kita berbicara tentang suatu skema sistem logika untuk urusan kehidupan kita dengan keluarga pokok utama pembahasannya adalah sebagaimana peran orang tua kita terhadap keberlangsungan hidup kita sendiri. Mereka mengurus kehidupan kita dari perawatan, biaya hidup, nafkah lahir dan batin dengan keihklasan yang tulus. Bila berbicara tentang sebab akibat sangat wajar jika segala sesuatu kehendak orang tua harus kita patuhi dengan senang hati. Hal demikian bisa kita seret ke arah kehidupan yang lebih dewasa bila mana kita sudah bekerja saat kepatuhan yang sangat disiplin terus di tingkatkan demi sebuah kualitas yang di harapkan oleh atasan. Kita sangat patuh terhadap atasan kita karena ada hal yang harus di pertahankan dan itu sangat wajar. Pertanyaan yang timbul jika melihat dari sisi ini adalah bisakah kepatuhan dan disiplin yang kita emban saat bekerja kita praktikan dalam kehidupan sehari-hari? Tentunya!  sangat mudah bila hal-hal demikian kita renungkan secara sungguh-sungguh. Mungkin jika memang ada sesuatu hal yang sangat berbeda terhadap pribadi kita dengan apa yang di inginkan orang tua bisa kita gunakan jalan musyawarah namun apa bila sifatnya hanya persoalan kecil sebaiknya ikuti saja kemana arah akan di tempuh sebab tidak ada sama sekali kerugian yang signifikan bila kita tidak membela kerancuan otak kita sendiri dengan asumsi yang bersifat relatif.



MEMBUKA OPINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang