MEMBUKA OPINI

Keikhlasan yang tercemar

Semua orang tahu jika keikhlasan adalah sebuah keniscayaan yang harus di patuhi namun pada dasarnya manusia selalu melingkari suatu keikhlasan di atas pergulatan pribadi. Banyak  sekali orang yang menjalani kehidupan dengan penuh keluh kesah tapi selalu menghindari segala bentuk dari pelanggaran nilai norma. Jika keikhlasan yang selama ini kita lingkari harus berada di jalur yang sunyi dan suci tanpa digerogoti oleh berbagi larangan dari keikhlasan maka manusia itu sendiri tidak akan pernah mampu keluar dari jangkauannya. Hidup yang seharusnya di jalani akan mendapatkan tantangan yang cukup berat bagi manusia untuk ikhlas yang dirasakan sebagian orang harus dijalani dengan sebuah ketentuan. Bila seseorang selalu harus merasakan ikhlas untuk melakukan sesuatu mungkinkah bagi seseorang itu untuk mengakui dirinya untuk melakukan sesuatu tanpa keadaan ikhlas atau tidak ikhlas sekalipun. Kita tidak mungkin mampu mengatakan ikhlas untuk sesuatu hal yang harus kita lakukan dengan determinasi, karena ikhlas atau tidaknya tidak berarti apa-apa karena kita akan tetap menjalaninya. Ada banyak sekali orang yang harus terpaksa melakukan sesuatu dan sesuatu itu tetap dijalaninya tanpa tahu apakah dirinya ikhlas atau tidak. Sementara sebagian orang mengilhami dirinya sendiri untuk tetap mengikhlaskan apapun yang akan dijalani namun tak satupun dapat mereka mampu jalani dengan nyata dan ikhlas yang dimaksud selalu berada di dalam angan-angan saja. Untuk sebuah ukuran tentang hasil yang akan diperoleh, ikhlas dijadikan alat untuk memastikan jika ikhlas tersebut memang tidak berada pada dirinya dan berada diantara orang yang menjalani sesuatu oleh sebab itu  ada baiknya menerima apa yang dijalani haruslah ikhlas.Suara yang lebih  banyak terdengar akan menyatakan, lebih baik tidak peduli sama sekali tentang semua keikhlasan itu terjadi tetapi tetap menjalani apa yang tidak diinginkannya dibandingkan hanya menjalani apa yang diikhlaskan semata tanpa pernah menjalani sesuatu lebih banyak dari seseorang yang melakukan sesuatu tanpa keikhlasan. Begitu mudah bagi diri kita untuk membuat sebuah alat untuk mengukur keadaan sebuah kehidupan dengan ketentuan yang di anjurkan semetara apa alasan sesuatu itu di anjurkan tidak mudah untuk di perhatikan karena selalu memandang letak dari nilai-nilai sesuatu yang di anjurkan tersebut tidak berada pada diri kita. Keikhlasan itu bersih tanpa tercemar kendati demikian tercemarnya keihklasan itu akan tetap selalu ada ketika diri kita menempati bagian-bagian yang tidak dinginkan kalaupun memang seharusnya tetap di inginkan karena persoalan itu tidak terkait akan keikhlasan saja tapi menjalaninya dengan nyata. Kita tidak akan pernah tahu jika keterpaksaan yang selalu kita rasakan bisa saja menjadi jalan bagi kita untuk mulai mengenal ikhlas secara lebih dalam karena kita menjalani sesuatu yang memuat nilai ikhlas itu ada. Untuk itu jangan protes diri sendiri dalam melakukan sesuatu harus dimulai dengan ikhlas tapi jalani segala sesuatu yang sekiranya cukup sulit di ikhlaskan untuk tetap di usahakan untuk menjadi ikhlas. Lakukan apapun yang ingin di lakukan dengan tetap berusaha agar segala yang dilakukan harus di ikhlaskan dibandingkan hanya melakukan sesuatu yang akan di ikhlaskan.