Dialektika hati 6

125 2 0
                                    


Andaikan kalian ada untuk mengerti tentang diri kalian sendiri betapa kalian akan menjadi orang yang pandai dalam menilai sesuatu. Orang-orang seperti aku ini terkadang harus melampaui sebuah realitas kehidupan agar aku bisa berada dalam frekuensi yang setidaknya sejajar dengan kebahagiaan manusia biasanya. Aku tersenyum dan lebih banyak melemparkan sebuah cerita agar orang setidaknya melihat bagaimana diriku memang menjadi sebuah permasalahan untuk orang-orang di sekitarku. Duniaku seakan di penuhi kegelisahan yang kadang-kadang aku singkirkan dalam menggugat sesuatu karena keadaan ini harus diterima apa adanya. Terkadang memang aku tak menyedihkan bagi diriku sendiri tapi aku selalu merasa sedih ketika aku harus mengetahui terkadang orang-orang sedih memandang diriku setiap hari. Bahkan keindahan yang terjadi bagi diriku tidak pernah aku lihat seutuhnya untuk diriku namun apresiasi tentang betapa berharganya orang-orang yang sanggup ada untuk sesuatu yang tidak diinginkannya. Adapun Waktu yang berjalan untuk selamanya ini harus aku gunakan sebagai penyesuaian tanpa pernah menyadari bila aku harus melakukan apa, sampai nantinya orang lain adalah cara diriku melihat bagaimana dunia ini harus dijalani. Jeritan batin yang sering melintas dalam firasat harus secepatnya aku hapus sejauh-jauhnya karena aku akan sangat merasa terhina dengan pikiran seperti itu yang tak berguna juga.  Kontradiksi yang ada tentang keadaan dan perasaan seakan menggambarkan perperangan dalam diriku tapi di satu sisi aku harus menjalani sebuah rutinitas yang membuat aku merasa paling bersalah dan seolah-olah tak ada alasan lagi aku harus merasa bersalah. Berharga mungkin bukan persoalan penting lagi untukku sebab bahagia tak bisa aku sebut berharga pada akhirnya andaikan kenyataan selalu memberikan aku pertimbangan dalam menjalani berbagai hal. Aku selalu bersembunyi di balik dua makna yang harus aku jalani tentang merasa benar untuk sebuah harga diri atau kenyataan yang membahas  beribu isi kepala orang lain. Kegelisahan yang terjadi di dalam pikiranku ini bukan satu-satunya yang ada di dunia seharusnya namun bisa saja diriku dan cara berpikir ku ini adalah sebuah keselamatan yang harus aku tempuh untuk terhindar dari sebuah situasi yang menyulitkan diriku dalam mengharuskan memilih sebuah pilihan atau menerima pilihan apapun yang akan di jalani. Kalian mungkin tak akan pernah tahu bagaimana hari esok harus memberikan sebuah kebahagiaan sebelum kalian tahu seberapa besar kegelisahan yang hadir atas kebahagiaan di dunia ini harus dimiliki orang lain dan dirimu sendiri. Bisa saja apa yang selama ini kalian sebut sebagai omong kosong adalah cara kalian melupakan apa yang kalian rindukan.

MEMBUKA OPINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang