13

31.6K 1.4K 0
                                    

Sinta dan Adrian sedang bersantai diruang tengah sehabis makan malam, sudah jadi kebiasaan bagi mereka saat habis makan malam melanjutkan nonton TV dan bercerita . pasangan parubaya itu tampak harmonis meski sudah memiliki 3 anak yang bisa dibilang sudah besar

" Mas kamu tau tidak, Daisy itu aslinya cantik banget Loh . aku aja pangling liat gadis itu tadi " Sinta mulai bercerita

" Emang kamu liat dimana? " tanya Adrian menatap istrinya

" Siang tadi dia makan siang disini, anaknya juga baik dan sopan, pokoknya mantu idamanlah Mas . tapi .. "

" Kenapa? " tanya Adrian ingin tau

" Dia tinggal diKalimantan, ke jakarta cuma Sabtu sama minggu aja " kata Sinta tampak lesu

" Terus disini ngapain? "

" Karna libur kuliah jadi dia ketempat Tantenya yang ada disini " Adrian mangut mangut

Tak lama Alasca selaku Putra pertama mereka turun dengan pakaian khas bad boynya

" Mau kemana malam malam? " tanya Sinta yang membuat Adrian ikut menatap putranya

" Baru juga Jam 8 Mom " Kata Alasca sambil menunjuk jam Dinding besar yang tergantung diruang Tengah

" Kemana? " Kali ini Adrian buka suara

" Hehehee Dad, ini mau ngedate sama pacar sebentar " jawab Alasca cengengesan

" Kali ini siapa? " tanya Adrian menatap putranya malas

" Ahh Daddy tanyanya kaya Al playboy gitu " Sinta menghela nafas lelah

" Yasudah sana, jangan kemaleman . ohya, kapan kapan bawa kerumah kenalin ke Mommy " mendengar itu Alasca hanya menggaruk kepala lalu mengangguk

Seperginya Alasca, Alariq turun dari lantai atas menuju dapur, tapi diurung saat Daddynya panggil

" Ya Dad " jawab Alariq sudah duduk didepan kedua orangtuanya

" Kamu ga ngedate Ar? " tanya Daddynya yang membuat Alariq terbatuk

" Nge-date? " kedua orang tuanya mengangguk

" Engga . Aku lagi banyak tugas untuk Akhir semester " ucap Alariq seadanya

" Emang kamu punya pacar sayang? " tanya Sinta ingin tau

" Engga juga " jawabnya acuh yang membuat kedua orang tuanya mengangguk ngerti

     ****

" Jadi gimana Pa? " tanya Rose pada suaminya

" Ya gitu Ma, Papi sama Mami mau ke jakarta " jawab Adi memijat pangkal hidungnya

" Opa sama Oma mau kesini Pa? " sahut Daisy yang baru keluar dari kamar

Adi dan Rose saling berpandangan

" Iya sayang, berita Papa bangkrut sudah sampai ke telinga Opa dan Oma " Daisy menatap kedua orang tuanya . dirasa serius gadis itu pun ikut duduk disamping Mamanya

" Jadi apa yang Papa lakukan selanjutnya? " tanya Daisy ikut cemas . bukannya apa, Daisy sangat tau siapa Opanya itu, sangat Tegas dan tak terbantahkan

" Ya Papa akan ceritakan semuanya " Daisy bisa lihat kalau Papanya tertekan

" Mama yakin Papi bakal ngerti Pa, jangan terlalu dipikirin, nanti kamu sakit " ucap Rose mengusap bahu suaminya . Daisy pun ikut mengangguk dan tersenyum

Mungkin awalnya ia tidak bisa menerima semuanya, tapi Mamanya selalu menasehati bahwa ini sudah Takdir, dan ia harus menerimanya walau berat

Drrrrttt drrtt drrttt

Dering ponsel membuat ketiganya kembali duduk tegak dan melihat siapa pemanggil itu

" Papi " kata Adi menatap anak dan istrinya

" Angkat saja Pa " pinta Rose yang diangguki Adi

" Assalamualaikum Pi " salam Adi sambil memperbesar volume suara diponselnya

" Walaikumsalam . Lusa Papi sampai dijakarta " balas Mardy Rajipto selaku Papi dari Adi to the point

Rose dan Daisy merasa aura dingin dari nada bicara Mardy yang membuat keduanya menelan ludah

" Persiapkan Dirimu " lanjut Mardy lalu mematikan telpon sepihak

Kalau sudah begitu tandanya beliau sudah sangat marah dan tidak ada seorang pun yang bisa membantahnya

   ++

Suara musik DJ memekakan telinga, para Muda mudi, meliuk liukan tubuh dengan peluh yang membuat mereka semakin terlihat sexy

" Sayang kok kamu ga ngajak Alariq sih, Magry jadi galau tuh " kata gadis itu sambil menunjuk temannya yang tampak mabuk

" Alariq mana mau sayang, kamu tau sendiri saudara aku itu rada menye " balas Alasca menyesap winenya

" Ia sih, dia beda banget sama kamu yang Sexy ini " kata Queen dengan nada menggoda yang membuat Alasca terkekeh

" Cari angin yuk! " ajak Alasca sambil melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam

" Kalo kita pergi terus Magry gimana? " tampak Gadis yang bernama Magry itu sudah setengah sadar

" Ikut aja, Nanti sekalian pulang " kata Alasca merasa kasian

" Yaudah ayo " setuju Queen walau rada terganggu karna ingin bermesraan dengan pacarnya

Magry, Gadis itu sudah terlalu banyak minum sehingga meracau tak jelas dan tak sanggup berjalan . Alasca yang melihat itu memilih untuk menggendong teman pacarnya itu

Queen sempat kesal melihatnya, tapi ia tahan, karna melihat Magry yang setengah sadar . mereka bertiga pun keluar club dengan Magry digendongan Alasca

" Heh Ar! Kenapa sih kamu itu dingin banget huh! " oceh Magry digendongan Alasca . dan yang paling mengejutkannya, Magry memeluk erat leher Alasca

Cup* satu kecupan mendarat dipipi cowok itu yang membuat Queen melotot marah

" Aku cinta kamu beneran Ar! " kata Magry lagi masih memeluk leher Alasca dengan kesadaran minim

Alasca yang melihat itu menatap Queen dengan wajah memelas

" Magry! " panggil Queen kesal . tapi yang dipanggil sudah tidak sadarkan diri

" Aku ga rela banget ya kamu dicium dia, dia emang sahabat aku, tapi kalo itu menyangkut kamu aku tetap ga rela Al! " marah Queen tidak terima dengan apa yang dia lihat barusan

" Queen ini sahabat kamu, lagi pula dia juga ga sadar cium aku tadi, kamu tau sendiri kalo dia mabuk " kata Alasca seusai menaruh Magry dikursi belakang

" Alah gataulah! Aku kesel! " Alasca yang melihat itu hanya acuh dan menjalankan mobilnya

" Aku antar kamu pulang " Kata Alasca yang sudah malas ribut

Queen sakit hati melihat kekasihnya yang tampak acuh, apa dia yang terlalu kekanak kanakan? . lalu ia melihat Magry yang tidur dikursi belakang

" Lo emang sahabat Gue, tapi kalo menyangkut Alasca gue tetap gaterima " batin Queen masih kesal

Tak lama mereka pun sampai dirumah Queen . Alasca menatap gadis itu sebentar lalu mematikan mobil

" Jangan kaya anak anak, aku gasuka " mendengar ucapan Alasca Queen merasa takut

" Maaf " dan lagi lagi Queen yang meminta maaf, padahal ia sama sekali tidak salah, pokoknya demi Alasca Queen rela mengalah

" Magry gimana? " tanya Alasca menatap gadis itu

" Bawa aja kekamar aku " Alasca hanya mengangguk lalu keluar untuk menggendong Magry

Queen lagi lagi hanya menatap dan menahan kesal . Mau gimana lagi, Queen sangat tau kalau Alasca tidak suka jika masalah sepele diperbesar . itulah Alasca

FAKE UGLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang