54

24.6K 1.1K 101
                                    

Alariq membolak balikan tubuhnya, sudah tengah malam, tapi matanya tidak bisa ia pejamkan, bayangan Daisy terus saja berputar dipikirannya. Hatinya tidak tenang. Entah kenapa ia tidak bisa tidur sebelum bertanya keadaan gadis itu, apa ia baik baik saja?

Cukup sudah! Ia tidak bisa terus mengikuti egonya. Dengan cepat ia keluar dari kamar dan menuju Kamar sebelahnya

Tampak seorang Lelaki sedang menikmati tidurnya, mungkin kalau ada maling masuk lelaki itupun juga tidak tau

" Al " Panggil Alariq menepuk pipi Kembarannya

" Alasca! Bangunlah! " lagi, tapi sang Empu sepertinya sedang asik bermimpi

" Queen sayang.. Kamu nakal banget sih "
Alariq mendelik, dasar Alasca, bisa bisanya ia bermimpi jorok

Dengan kesal, Alariq mengambil Air minum di atas nakas, dan menyiramkannya ke wajah Alasca

" Kok aku disiram sih! " kejut Alasca gelagapan

" Loh, ngapain Lo Ar dikamar Gue malem malem gini? " Tanya Alasca melihat Jam dinding masih pukul 3 dini hari

" Anterin Gue kerumah Daisy. Gue tau Lo tau dimana rumahnya " Kata Alariq to the point

" Gila Lo, gue emang tau rumahnya dia, tapi buat apa Lo kesana jam segini huh? Mau begal Lo?. Jangan gila deh Ar, Daisy itu di London " Rocos Alasca

" Berisik!. Sekarang Lo antarin Gue! Atau Gue pecat Lo dikantor! " Tukas Alariq

" Si Anying! Mentang mentang Boss belagu Lo!. Yauda bentar gue ganti baju "

" 2 Menit " Alasca mendelik. Benar benarlah si Es batu ini. Sudah perintah, mau cepat lagi. Dipikir gue robot apa. Awas ajalu

Alasca menguap lebar " Lo mau ngapain sih Ar, makin kesini makin aneh Lo "

Bukan Alariq namanya kalau menanggapi
" Dasar Es Batu, Woi! Jawab gue kek, diem aja Lo kek upil "

" Nanti Lo bakal tau apa yang gue lakuin disana " kata Alariq datar

Alasca hanya bisa pasrah dan mengikuti alurnya

Alariq menghafal setiap jalanan yang mereka lewati, Dan ia baru tau kalau selama ini Daisy tinggal ditempat terpencil seperti ini

" Apa tidak ada jalan lain selain ini? " tanya-nya pada Alasca

" Ada, lewat hutan, cuma gue ga berani dijam jam seperti  ini, takut ada binatang buas hiii seremm " Alariq berdecak

" Risihin banget " Gumamnya saat melihat Wanita dengan pakaian sexy melambai lambai

" Emang gitu. Tapi Lo tenang aja, Rumah Daisy perdalaman banget "

Setelah melewati Gang Macan, akhirnya mereka sampai diujung jalan rumah Daisy

Alariq kagum melihat Desain Rumah Daisy yang unik, dan terang benderang, siapa yang membangun Rumah ditengah hutan seindah ini

" Masih pada tidur pasti " cetuk Alasca ikut keluar

" Gue ga akan bisa tidur sebelum mastiin kalo Jantung hati Gue baik baik aja " gumam Alariq sekecil mingkin

" Ngomong apa Lo? "

   ***

Sudah pukul 3 Lewat dini Hari, Tapi Mata Indah itu sangat susah terpejam tenang, Daisy berbaring dengan gelisa, Wajah Datar Alariq terus terngiang dipikirannya, rasanya ia ingin menangis saja

" Mungkin Udara malam akan membuatku sedikit tenang " Dengan Pelan ia berusaha menggeser tubuhnya ke pinggir Ranjang, pelan pelan iya menurunkan Kakinya, menahan bobotnya, dan menjatuhkan bokongnya tepat dikursi Rodanya

Ia menjalankan Kursi Rodanya menuju Jendela Besar yang menghadap langsung ke Taman, Dengan perlahan ia membuka kunci dan handle Jendela itu

Fuuhhhh..

Semilir angin Membuat matanya terpejam menikmati setiap belaian angin sejuk itu

" Angin Dini Hari akan membuatmu sakit kalau sering menikmatinya " Eehh

Daisy membuka matanya dan Tampaklah Wajah Tampan itu dengan jelas dihadapannya

" Ya Allah.. Mengapa wajahnya tidak bisa hilang dari pikiranku sih. Alariq, Kamu sukses buat aku gabisa tidur, dan sekarang bayanganmu dengan jelas didepanku. Ayolah, aku sangat lelah, tolong berhenti menghantui pikiranku " Oceh Daisy belum sadar kalau Alariq itu nyata, bukan bayangan seperti pikirnya

" Bayangan ini tidak akan pergi sebelum memastikan kamu baik baik saja " Kata Alariq bersidekap

Daisy memberanikan diri menarik Hidung mancung Alariq yang dipikir bayangan itu

" Kok aku bisa nyentuh sih " Katanya

Alariq ingin sekali mencubit pipi chubby itu dan memeluk gadis ini erat. Daisy, tentu saja kamu bisa sentuh, ini Alariq asli, bukan bayangan

" Kamu bisa nyentuh karena aku nyata " kata Alariq mengambil tangan Daisy yang bertengger manis dihidungnya lalu digenggam dan dicium lembut tangan halus itu

" Apa Sekarang kamu masih mikir aku Bayangan setelah aku bisa genggam tangan kamu seperti ini "

Daisy menutup mulutnya dengan sebelah tangan yang bebas, jantungnya berdegub tak beraturan

" I_ini be_beneran ka_mu? " Tanya Daisy gugup setengah mati

Alariq maju lebih dekat lagi, kayu pembataslah yang menjadi pemisah mereka saat ini
" Apa kaya gini bisa buat kamu yakin? " kata Alariq memeluk Daisy sesuai keinginan hatinya

Daisy menangis, dengan ragu ia membalas pelukan Lelaki itu, sungguh ia tidak bohong kalau ia benar benar sangat merindukan Lelaki ini

" Hiks hiks hiks iya kamu nyata Ar hiks hiks hiks " Alariq semakin mengeratkan pelukannya, Apa boleh ia Egois dengan membawa gadis ini lari bersamanya?

" Maaf.. " lirih Daisy, Alariq hanya menggeleng masih memeluk gadis itu, posisi ternyamannya, wangi Anggur Favorite nya

Alasca menyaksikan semuanya, bahkan ia ikut menangis melihat dua insan yang sedang melepas Rindu itu. Mungkin Dia akan menyesal seumur Hidup jika menolak permintaan kembarannya untuk diantar kesini tadi. Kisah cinta nyata yang ia saksikan sendiri kekuatannya benar benar membuatnya terharu .

Itulah Cinta, selalu mempunyai insting dimanapun cintanya berada. Kekuatan Cinta yang sempurna

    ---

Pagi ini Meja makan keluarga Dewantara seakan mendapat energi positif. Alariq ikut sarapan bersama setelah sekian lama lelaki itu selalu berangkat pagi buta tanpa sarapan, dan akan pulang saat tengah malam tiba dimana penghuni rumah sudah terlelap

" Tumben banget Bang Ar ikut sarapan, biasanya juga pagi buta udah ngilang " cetuk Syakira

" Ada Anugrah terindah yang Bang Ar dapat subuh tadi " Kata Alasca bekerling nakal pada Alariq

Adrian dan Sinta saling menatap bingung
" Apa itu Ar? Kok Kami tidak tau ya " Tanya Sinta penasaran

" Mom akan segera tau. Yasudah Ar berangkat dulu. Assalamualaikum "

" Waalaikumsalam " Balas jawab mereka serentak

Sinta menatap putra pertamanya dengan mimik bertanya, Alasca yang tau apa yang akan keluar dari mulut Mommy-nya langsung menyelesaikan makanannya dan ikut pamit. Sebenarnya ia bisa saja memberitahu orang rumah, Tapi ia sudah berjanji pada Alariq untuk tutup mulut dulu. Baiklah

" Semuanya Al berangkat dulu. Assalamualaikum "

" Waalaikumsalam "
" Baru aja Mom mau Tanya Al, Kamu ini ya, suka banget tutup tutupin, entar kalo terjadi apa apa sama saudara Kamu, awas ya Kamu Al " Kata Sinta kesal Karena penasaran

" Ya Ampun Mom, Masih pagi Loh ini Mom, udah tension aja " Sahut Syakira yang membuat Sinta Mendelik

" Ya Allah kenapa anak anakku nyebelin semua sih.. " wkwkwkwk

Adrian dan Syakira terkekeh geli mendengar ucapan Sinta dengan ekspresi kesal wanita itu yang tampak Lucu dan tidak sesuai umur Hahahaa.  Dasar mommy! 
*
*
*
*

Maaf ya Lama, Lumayan sibuk
Terima kasih masih setia menunggu :)

FAKE UGLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang