35

25.9K 1.3K 30
                                    

Alariq berlarian menuju petugas dan menanyakan jadwal penerbangan selanjutnya. Ini seperti dejavu,  ia tersenyum dan berharap semoga ia bisa menahan kepergian Daisy dan bahagia bersama

" Para penumpang Baru saja memasuki Landasan. Pesawat akan terbang pukul 5, masih Ada 10 menit lagi Tuan "

Dengan cepat Alariq berlari menuju Pintu Landasan. Dan mencari Daisy diantara orang orang yang bertujuan sama

Sampai punggung Familiar itu tertangkap pandangannya. Ia tersenyum dan berjalan cepat menuju Gadis yang dicintainya

" Daisy! "

Gadis yang dipanggil namanya pun berhenti

Deg!
Deg!
Deg!

Setiap langkah membuat jantungnya berdetak kencang. Tibalah ia dibelakang Gadis itu

" Daisy "

Daisy memejamkan matanya sebentar lalu berbalik menatap Pemuda dihadapannya

" Jangan tinggalin aku "

Gadis itu menarik nafas dan membuangnya Perlahan. Ia harus bisa! 

" Maaf Ar, keputusanku sudah bulat. Aku harus pergi "

Alariq menggeleng dan menggenggam erat tangan Gadis itu
" Engga Dais, Aku mencintaimu dan Kamu juga mencintaiku kan? Please jangan Tinggalin aku Dai "

" Ar, Jika tujuan kita sama, kita pasti bertemu kembali "

Daisy melepaskan genggaman tangan itu dan memberanikan diri menyentuh wajah Alariq lembut

" Ini waktunya berpamitan. Aku pergi Ar, Semoga kau baik baik saja "

Tanpa mau membuang waktu lagi Daisy kembali melangkah meninggalkan Alariq yang tertegun. Alariq tersadar dan mengejar Daisy yang sudah diatas tangga pesawat

" Bagaimana aku bisa baik baik saja saat Kau tidak bersamaku Dai! Aku tidak bisa hidup tanpamu! "

" Alariq, Cinta itu tak terukur jaraknya, dan bukan dalam hitungan mil. Berapa lama kita hidup, bukan itu yang terpenting, Untuk apa kita hidup Setiap hari, itulah yang terpenting "

Setelah mengatakan itu Daisy langsung masuk kedalam pesawat Tanpa menoleh lagi

" Daisy! "

" Daisy! "

" DAISY! "

Daisy menatap Alariq yang terduduk memanggil Namanya. Sungguh ia tidak sanggup melihat Alariq seperti itu, tapi ini juga demi kebaikan mereka. Jika memang Tuhan menakdirkan mereka bersama, Cinta ini akan Abadi sampai suatu saat nanti mereka kembali dipertemukan

   ---

Alariq menatap Kosong Landasan yang Baru saja ditinggalkan Pesawat bersamaan dengan Cintanya yang pergi meninggalkannya

" Ar "

Entah sejak kapan, tapi saat ini Alasca sudah dibelakangnya dengan wajah khawatir

" Dia pergi Al " lirihnya

" Dia akan kembali Ar, jadi berhenti terlihat menyedihkan seperti ini. Benar benar sangat bukan Lo. Dimana Alariq Si Es Batu itu? "

Alariq bangun, Dan terkekeh
" Kau akan bertemu dengannya setelah ini Brother "

Alasca menatap kepergian Alariq, lalu tersenyum dan ikut menyusul kembarannya itu

Sesuai perjanjian, Alariq kembali menemui supir Taksi itu dan membayar argo Lima Kali lipat dari harga sebenarnya

Supir Taksi itu sempat tertegun melihat pemuda Tampan itu kembali bukan dengan seorang Gadis, melainkan dengan pemuda yang serupa dengannya

" Saya Gagal Pak, Cinta saya sudah pergi meninggalkan saya " Kata Alariq seolah tau Isi pikiran supir Taksi itu

" Yang Sabar Nak, jika memang kalian ditakdirkan bersama, dia akan kembali padamu "

Alariq mengangguk dan menyunggingkan senyum sedihnya. Alasca dan Supir Taksi itu merasa prihatin dengan keadaan Alariq yang tampak kacau

" Kami permisi dulu Pak, terima kasih sudah percaya dengan saudara saya " pamit Alasca membawa Alariq menuju mobilnya

Supir Taksi itu mengangguk dan menatap haru kedua pemuda itu. Sepertinya Tuhan punya rencana lain pada takdir pemuda malang itu
_

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, sudah 4 bulan kepergian Daisy, Dan selama itu juga sikap Alariq semakin menjadi

Pemuda itu semakin Dingin, dan Tanpa expresi, tidak Ada lagi secercah senyuman tipis, hanya Ada wajah dingin dengan tatapan tajam yang menusuk. Bukan hanya itu saja, kebiasaan buruk Alariq belakang ini yaitu meminum minuman keras dan akan pulang larut malam setelah merusak tubuhnya dengan minuman Alkohol di club milik Rifky salah satu Sahabatnya Setelah Iksan dan Yudi

" Mabuk mabukan lagi? "

Langkah semboyongan itu terhenti. Alariq berbalik menatap Ayahnya yang keluar dari kegelapan ruang tengah

" Pukul Berapa ini Alariq? " Tanya Adrian dingin

" 3 dini hari "

Adrian menggeram, Putra yang selalu ia banggakan berubah 180 derajat hanya karena seorang Gadis. Sangat miris

" Ingat Ar, sekarang kau seorang Direktur diperusahaan Dad, apa Kata orang kalau tingkahmu seperti ini. Sadar Ar, kau sudah Dewasa, berhenti kekanak kanakan "

Alariq mendengus lalu membalas menatap Adrian tajam

" Dad pikir siapa yang buat Dais pergi huh? Daddy dan Mommylah yang membuat Gadis yang Ar cintai pergi! Jadi berhenti mencampuri urusan Ar!. Ar capek harus ikutin kemauan Dad, Ar juga ingin hidup dengan kemauan Ar Dad! Apa salah?! Katakan Dad! "

Adrian tidak tau harus membalas apa, akhirnya ia pun pergi meninggalkan Alariq yang menangis didalam kegelapan

Yakinlah, Jika seorang Lelaki menjatuhkan air matanya untukmu. Ada cinta luar Biasa dihatinya

*
*
*

Guys sorry ya aku lama update, aku cuma ragu aja sama cerita aku. Aku pikir kalian gasuka. Tapi makasih banget loh udah mau baca cerita ini. Akan diusahakan rajin update:)

FAKE UGLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang