40

27K 1.1K 3
                                    

Pagi ini dikediaman Rajipto kedatangan Tamu, Siapa lagi kalau bukan Revan. Belakangan ini Revan sering menemui Daisy, entah itu dirumah atau diluar, kedekatan mereka diterima lapang Oma Nani, bahkan orang tua itu berencana menjodohkan Daisy dengan Revan

Arvan dan Diano merasa terganggu dengan kehadiran Revan, semenjak Ada Revan Daisy jarang Ada waktu berkumpul dengan mereka, kalau pun kumpul selalu Ada Lelaki itu

" Jadi gimana dengan kalian? Kalian setujukan bertunangan dulu? Oma dan Lucia sudah sepakat dengan ini. Dan Oma harap kalian mau menuruti keinginan orang tua ini " Kata Nani

Daisy tidak tau harus berkata apa, sebulan ini ia nyaman nyaman saja dengan Revan, tapi sungguh, sejauh ini ia hanya menganggap Revan seperti Mahesa dan Sepupunya yang Lain. Tidak Ada Perasaan istimewah lainnya

" Kami akan pikirkan ini nanti Oma " Bukan Daisy yang jawab, tapi Revanlah yang angkat bicara, ia sadar Daisy tidak Ada Perasaan lebih padanya

Daisy menatap Revan, dan Lelaki itu hanya tersenyum. Sedangkan Oma Nani dan Opa Mardi hanya mengangguk saja, ya mereka tidak bisa memaksa kehendak, Daisy dan Revan baru saja bertemu kembali

" Soal Pertu__ "

" Iya Aku paham, kamu tenang aja, Aku bakal bicarain ini sama Oma, Aku tau kamu pasti ga nyaman soal ini "

Daisy tidak tau harus bicara apa, ia merasa tidak enak menolak Revan, tapi apa kabar dengan hatinya? Ia mencintai Lelaki Lain

Mereka pun kembali terdiam, biasanya suasana tidak secanggung ini, tapi Karena perjodohan itu membuat mereka satu sama Lain merasa canggung

Daisy berharap mereka cepat sampai dikampusnya, Karena ia tidak nyaman dengan suasana awkward seperti ini

  --

Seorang gadis tampak kacau, ini Kali kedua ia patah hati. Kekasih yang ia cintai lagi lagi mengkhianatinya. Sungguh miris percintaannya

" Apa kurangnya Aku Tuhan?! " Teriaknya lepas. Saat ini ia berada diatas Jembatan tinggi

Disisi Lain
Harca sedang melakukan Video call dengan Papa dan Mamanya. Ia baru pulang Dari Kantor pukul 9 Malam, ya Harca itu super sibuk, kalau tidak dihubungi duluan, Lelaki itu tidak tau menghubungi keluarganya diKalimantan

" Iya Mi, Daisy sudah pindah ke London "

" Kenapa kamu tidak tahan mantu Mami itu pergi? "

" Hak apa Har bisa tahan kepergiannya "

" Har kamu taukan Papi sama Mami pengen Daisy jadi menantu dirumah kami, apa kamu Lupa? "

" Sudahlah Mi, Haris udah ga ada, biarin Daisy cari kebahagiaannya sendiri "

" Dasar anak ini. Maksud Mami itu, kamu yang nikah sama Daisy Harca "

Harca menghela nafas panjang

" Ya ga mungkinlah Mi, Har udah anggap Daisy itu kaya Haris, mana mungkin Har nikahin adek sendiri. Lagi pula Daisy udah punya calon Tunangan Mi "

" Benarkah? " Harca mengangguk

" Kamu sih telat banget. Dah keduluankan jadinya "

" Mi udah dulu ya, Har lagi nyetir nih, nanti Kalo udah dirumah Har Telpon balik, Assalamualaikum "

" Dasar anak ini, yasudah Waalaikumsalam "

Sambungannya pun terputus. Harca membuka atap mobilnya agar pikirannya Rilex dengan dinginnya udara malam

Sedang asik asiknya menikmati perjalanan, Matanya tak sengaja What menangkap sosok Perempuan yang berdiri diatas Jembatan tinggi pembatas jurang. Dengan cepat ia menepikan mobilnya dan berlari menuju gadis Gila itu

" Apa Kurangnya Aku Tuhan?! " Teriak gadis itu lepas

Harca yang sudah dibelakang gadis itu pun menjawab

" Kurang waras " Sahut Harca santai dengan tangan dimasukan ke saku, dan badan yang bersandar ditiang jembatan

Gadis kurang waras itu pun menoleh dengan wajah penuh air mata menatap Lelaki Asing yang tiba tiba muncul

" Butuh dorongan agar cepat terjun kebawah Nona? " Tawar Harca

" Semua Lelaki sama saja! Bisanya cuma nyakitin Perempuan! " Sentak Gadis itu kembali menangis

Harca merasa bingung, apa ia salah bicara? Ia hanya menawarkan bantuan kan?

" Aku benci kamu Jack!!! " Teriak Sasky

Ya,  gadis itu Sasky Paula. Ini kali kedua ia diselingkuhi, dan semuanya terjadi didepan Matanya. Sasky tidak ingin bunuh diri, gadis itu hanya ingin melepaskan semua keluh kesahnya yang membuat sesak didada

Harca masih dengan posisinya memperhatikan Sasky melepaskan semuanya, ia tau gadis didepannya ini sedang patah hati karena kekasihnya, sangat jelas tadi Sasky menyebut nama Lelaki

Merasa sedikit puas mengeluarkan unek uneknya, Sasky pun hendak turun, tapi kejadian naas itu terjadi begitu cepat, kakinya tersandung kaki sebelahnya, dan alhasil ia hampir jatuh kedalam jurang kalau saja tangannya cepat memegang pinggiran jembatan

Aaaaaaa!

Harca terkejut, gadis didepannya ini ternyata benar benar nekat. Dengan cepat ia langsung menarik tangan Sasky yang hampir terlepas dari pinggiran jembatan

" Apa kau sudah gila huh?! " Bentak Harca marah, telat sedikit saja Sasky sudah jatuh ke jurang

Sasky yang masih Syok bergetar ketakutan, gadis itu terisak dan menangis

" Kalau saja aku tidak cepat, kau pasti sudah jatuh kedalam sana! "

" Hiks hiks Ma_maaf hiks hiks "

Tanpa permisi Sasky langsung memeluk Harca erat, ia tidak peduli apa yang akan dipikirkan Harca tentang dirinya, saat ini ia hanya butuh pelukan

Harca yang mendapat serangan mendadak terpaku, ia merasa bingung harus bagaimana, membalas peluk atau membiarkan saja gadis asing ini memeluknya. Dan yang dilakukan Harca hanya menepuk pelan punggung gadis itu untuk menenangkan

    ***

Alariq menatap foto foto yang dikirimkan orang suruhannya. Foto keseharian Daisy yang diam diam diambil. Tapi bukan itu yang jadi fokusnya saat ini, Foto Daisy dengan seorang Lelaki yang tampak sedang bercanda dan bahagia. Difoto itu si Lelaki merangkul Daisy dan gadis itu tertawa lepas

Brakk!

" Bahkan ia tidak pernah tertawa sebahagia itu saat bersamaku! " Marahnya dengan membuang foto foto itu

Salah satu anak buahnya mendekat dan memberikan sebotol Wine. Setiap Bossnya sedang kesal, Lelaki itu selalu meminum Wine agar sedikit tenang

Drrttt drrtttt drrrtttt..

Rifky Calling...

" Ada apa? "

" Nyokap Lo masuk rumah sakit " Deg!

" Buang Ego Lo Ar, Keluarga Lo butuh Lo, terutama Tante Sinta "

" Kirim Lokasi rumah sakitnya " klik!

Tidak terasa sudah bulan ke tujuh ia pergi, dan benar kata Rifky, ia harus menurunkan Egonya. Hukuman untuk orang tuanya sudah selesai, saatnya ia pulang kembali

" Aku tidak menyerah, aku hanya berhenti sebentar " Katanya menatap Foto Daisy yang tersenyum lebar

" Ramoz, siapkan Harley saya didepan. Dan ini Amanah, Tolong Jaga Rumah ini, saya ada urusan,  mungkin akan kembali Lama " Pinta Alariq tegas

" Baik Tuan " Hormat Ramoz salah satu anak buah Alariq

FAKE UGLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang