(27)

1K 44 0
                                    

🌹🌹🌹

Nayla menginjakkan kakinya di halaman rumahnya yang sudah dipenuhi banyak orang. Kakinya melangkah pelan memasuki rumahnya. Kakinya melemas melihat keadaan dalam rumahnya.

Kakeknya sudah ditutupi oleh kain putih.

Beberapa orang mendoakannya di samping jenazah kakeknya.

Mamanya menangis dipojokan rumah dan dirangkul oleh bundanya Vino.
Calista- adik Nayla, Keyla dan Zara- adik Bilqis, Evan dan Rere - adik Vino sudah menangis histeris di samping jenazah kakeknya.

Nayla memejamkan matanya. Vino memeluk Nayla sambil mengusap kepala dan punggung Nayla. Bilqis berjalan menghampiri Nayla dan Vino lalu memeluk tubuh Nayla sangat erat.

Tangis Nayla semakin pecah. Bilqis dan Vino menuntun Nayla masuk ke dalam kamarnya.

"Lo ganti baju dulu ya Nay, nih" kata Bilqis dengan suara serak.

Nayla berjalan lemas menuju kamar mandi.

"Gue gak tega ngelihat Nayla kayak gitu, dia dekat banget sama Opah. Dari kecil sampai besar. Opah selalu belain Nayla walaupun semua orang memarahi Nayla. Gue gak nyangka Opah pergi sekarang" kata Vino mengembuskan nafasnya pelan.

"Udah sabar aja... Lo ganti baju dulu sekarang, nih" ujar Bilqis dengan menepuk pundak Vino.

"Perasaan tadi Opa baik baik aja deh Kak, kok sekarang?" Tanya Vino bingung.

"Kata Mama Opa tiba tiba teriak katanya dadanya sakit, mama udah tahu kalau penyakit jantung Opa kambuh terus pas sampai di rumah sakit nyawanya udah gak tertolong gitu" jelas Bilqis dengan air mata yang masih mengalir.

Nayla duduk di tepi kasur dengan memakai baju serba hitam.

"Udah ya nangisnya ..." Kata Bilqis lembut sambil menyisir rambut Nayla.

"Gue gak nyangka Opah pergi secepat ini Kak... " Kata Nayla sambil menyeka air matanya yang menetes.

"Sabar ya ikhlasin biar Opah tenang di surga..."

"Ayo turun ke bawah" ajak Vino.

Vino dan Bilqis menuntun Nayla berjalan menuju lantai bawah.

"Nayla..." Kata Ani- mamanya langsung menarik Nayla kedalam pelukannya.

****

Saat jenazah kakeknya dimasukkan ke dalam liang lahat Nayla hampir pingsan. Berbeda dengan mama mama mereka yang sudah duduk lemas di tanah.

Bilqis merangkul pundak Nayla sambil mengelus rambut Nayla lembut.

Setelah selesai memakamkan jenazah kakeknya beberapa orang pulang dan menyisakan Nayla, Bilqis dan Vino.

Nayla memeluk batu nisan kakeknya dan mengelusnya.

"Opah... Kenapa Op- Opah ninggalin Lala secepat ini? Opah gak ma- mau liat Lala sukses? Opah pergi selamanya... Pasti Opah masuk surga... Selamat jalan Opah.. " kata Nayla lirih dengan air mata yang menetes.

"Nay ayo pulang udah petang nih" ajak Vino lembut.

"Dada Opah... Maafin Lala Opah... Semoga Opah tenang di surga... " Kata Nayla lalu bangkit dari posisinya.

Nayla menyeka air matanya yang tidak berhenti mengalir. Kematian kakeknya ini mengejutkannya, karena memang hari sebelumnya kakeknya terlihat baik baik saja.

****

"Nak ayo makan kalau kamu sakit kita tambah repot sayang..." Bujuk mamanya entah untuk yang keberapa kalinya.

NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang