(25)

1K 45 0
                                    

🌹🌹🌹

"Pernah"

"Berarti dia udah percaya sama lo, dia udah cerita tentang semua yang lo berikan ke dia, kelakuan lo ke dia gimana gue udah tau, dan gue berfikir lo bisa ngejagain Nayla"

"Thanks, lo udah kayak Vino... Khawatir banget sama Nayla" kata Ditto sambil tersenyum tipis.

"Loh lo kenal Vino juga?"

"Dia kan sahabat gue Kak walaupun ngeselin tapi dia baik"

"Oh gitu ya... Gimana gak khawatir sama Nayla, dia otaknya masih otak anak kecil kamarnya aja masih kartun kartun gitu baju tidurnya juga haha. Terus gue Vino sama Nayla dari kecilkan bersama jadi saling khawatir karena sayang gitu" jelas Bilqis, setelah itu menyeruput minumannya.

Ditto mengangguk lalu meminum minuman yang dia pesan lalu mengetikkan sesuatu di hpnya dan kembali berbincang dengan Bilqis.

"Jadi kan kurang lebih 10 hari lagi HUT SMA gue pengen nembak Nayla saat itu gimana Kak?" Tanya Ditto dengan hati hati.

"Hmmm bagus juga lu udah tau tentang Nayla dan keluarganya menurut gue sih lo pasti diterima sama Nayla, gue boleh gak ikut rencana lo nembak Nayla?"

"Boleh banget thanks ya"

"Jangan pernah sakitin Nayla atau lo akan tahu gimana sifat Nayla kalau udah kecewa sama seseorang" kata Bilqis lirih tapi serius.

"Gue akan jaga Nayla"

Bilqis mengangguk dan tersenyum lalu pamit pulang.

Nayla 😜

P
Udah pulang les?

Ditto menghela nafasnya karena pesan darinya hanya centang 1 berarti Nayla off.

****

Di dalam kamarnya, Nayla memahami satu persatu rumus fisika. Nayla memang pintar tapi dia tidak suka pelajaran fisika. Menurutnya fisika itu rumit. Nayla menjauhkan ponselnya agar bisa fokus belajar.

"Kak Ditto ngapain ya sekarang... Jangan jangan dia ngechat gue lagi sekarang... Apa ya yang diomongin Kak Bilqis sama Kak Ditto jadi kepo gue! Ishh udah Nay fokus fokus!"

Nayla kembali mengerjakan tugasnya dan memahami rumus yang banyak dan rumit itu.

****

Pukul 19.00 WIB

Ditto menunggu teman temannya dan sahabat Nayla di cafe yang sama.

Satu persatu dari mereka datang dan memesan makanan dan minuman.

"Ngapain ngumpulin kita disini? Mau bagi bagi novel Kak?" Tanya Vita yang memang asal ceplos itu.

"Jadi gue mau nyusun rencana buat nembak Nayla-"

"WHAT!!!" Heboh Fany, Vita, Sely, Tasya dan Rina bersamaan membuat pengunjung cafe menatap mereka heran.

"Malu maluin aja kalian kampret!" Kesal Ryan.

"Namanya juga kaget ya spontan lah" balas Vita tak mau kalah.

"Stop!" Lerai Tasya.

"Kapan nembak Nayla?" Tanya Sely.

NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang