(57)

887 40 9
                                    

🌈 HAPPY READING 🌈

🌹🌹🌹

Nayla berjalan di belakang Ditto sambil memainkan jari tangannya cemas.

"Nah ini dia Nayla" Kata Yanti seraya merangkul Nayla.

Nayla menatap bingung seorang nenek yang ada di depannya.

"Ini neneknya Ditto sayang, kamu panggil Oma Ira aja" ucap Yanti membuat Nayla mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Eh- Hai Om-Omma Ira, aku Nayla" kata Nayla seraya membungkukkan badannya.

"Siapanya Ditto?" Tanya Ira dengan tatapan lurus tanpa menatap Nayla sama sekali.

"Ak-"

"Pacarnya Ditto lah Bu.. cantik kan?" Ucap Yanti seraya tersenyum.

Ditto dan Nayla sama-sama diam. Nayla meneguk ludahnya susah payah. Sedangkan Ditto merasa tidak enak karena sikap Ira kepada Nayla.

"Oma jangan jutek jutek gitu" kata Ditto seraya memeluk Omanya dari samping.

"Kamu ngapain sih.. masih kecil pacar pacaran... Gini nih kalau tinggal di kota, pergaulannya kayak gini nih" ucap Ira sambil melirik sinis ke arah Yanti.

"Oma mau ke Eca dulu" ucapnya lagi kemudian melenggang pergi.

"Sayang maaf ya" ucap Yanti sambil menggenggam tangan Nayla.

"Gak apa-apa Tante, santai aja" kata Nayla berusaha tersenyum.

"Ditto kamu gimana sih? Bukannya bela Nayla malah diem aja, mama potong beneran uang bulanan kamu nanti loh" ucap Yanti sambil mencubit lengan Ditto.

"Maa sebenarnya Ditto sama Nayla itu-"

"Eh sebenarnya aku sama Kak Ditto lagi berantem Tante, aku sebel sama dia" Nayla memotong kalimat Ditto.

"Ditto nakal ya? Minta maaf cepet! Mama mau ke sana dulu" ucap Yanti kemudian berlalu meninggalkan Ditto dan Nayla.

"Kak Ditto apa apaan sih? Masak iya mau beritahu kalau kita putus? Gak kasihan apa sama Tente Yanti? Ini tuh hari bahagianya, jangan buat dia sedih dong ishh" kata Nayla sambil memutar bola matanya.

"Ohh gue kira lo gak mau putus" kata Ditto membuat Nayla menolehkan kepala kearahnya.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Nayla melenggang pergi begitu saja.

"Apa apaan sih! Orang dia yang tadi mutusin gue kenapa sekarang ngomong kek gitu sih! Ahhhh bodolah" gumam Nayla.

****

Entah sudah berapa minggu ini tidak ada ucapan selamat pagi dari Ditto. Tidak ada bunyi klakson mobil Ditto. Tidak ada Ditto yang akan mengantarkannya sampai depan kelas.  Tidak ada Ditto yang menunggunya di depan kelas saat bel pulang sekolah berbunyi.

Nayla menuruni tangga dengan wajah lesu. Rambutnya kini selalu ia kuncir kuda.

Sesampainya di sekolah, Nayla berjalan sendiri memasuki lorong. Tiba-tiba ada yang menarik rambutnya dari belakang.

"Apa-apaan sih lo!" Teriak Nayla kesal setelah melihat orang yang menjambak rambutnya barusan.

"Etdah bukannya ucapin selamat pagi gitu ke gue, malah teriak-teriak kayak orang gila" kata Nicho tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

"PAGI!" kata Nayla sambil memaksakan senyumannya.

"Pagi? Pagiku cerahku matahari bersinar... Kugendong tas merahku di pundak!!" Balas Nicho sambil bernyanyi membuat tekanan darah Nayla meningkat.

NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang