EPILOG

647 30 9
                                    

Dua minggu berlalu.

Ditto bilang akan pergi ke luar negeri sekitar seminggu. Tapi nyatanya, sudah dua minggu Nayla tidak melihat tanda-tanda Ditto kembali ke Indonesia. Nomornya pun tidak dapat dihubungi.

Nayla melangkahkan kakinya malas keluar dari kelas. Wajah teman-temannya bahagia karena ujian sudah selesai. Nayla sendiri merasa senang karena terbebas dari soal-soal yang membuatnya mual. Tapi tetap saja Nayla memikirkan keadaan Ditto. Walaupun sudah berusaha tidak memikirkan Ditto, tetap saja Ditto terlintas dipikirannya.

Nayla keluar dari gerbang sekolah sambil mencari mobil jemputannya. Tiba-tiba seseorang membekap mulutnya dan membawanya ke arah parkiran mobil. Nayla berusaha untuk melepaskan diri, tapi tetap saja kekuatan laki-laki yang membekapnya lebih kuat darinya.

Nayla membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang telah membekap mulutnya tadi. Saat bertatapan dengan seseorang yang membekapnya tadi, Nayla seperti kehilangan oksigen. Nayla terkejut melihat Ditto berada di depannya sambil tersenyum miring menatapnya.

Nayla menahan diri untuk tidak tersenyum kepada Ditto. Ia memang sangat rindu kepada Ditto, tapi ia harus memberikan pelajaran kepada Ditto sekarang karena tidak mengabarinya selama hampir dua minggu ini. Dan yang kedua Ditto membuat Nayla hampir serangan jantung karena ia tiba-tiba datang dan membekapnya.

"Ngapain sih pake bekap bekap mulut?" Tanya Nayla dengan wajah datarnya.

Ditto yang awalnya tersenyum kini menampilkan wajah yang bingung. Nayla yang melihat mimik wajah Ditto yang kebingungan ingin tertawa sekarang juga, tapi ia harus menahannya.

"So-sorry Nay" kata Ditto dengan tangan yang akan mengelus rambut Nayla, tapi Nayla lebih dulu menepis tangan Ditto.

"Gak lucu tau" kata Nayla sambil memutar bola matanya malas.

Ditto menggaruk tengkuknya bingung.

"Oke oke sorry gue minta maaf gue gak bakal ngulang ini lagi oke?" Kata Ditto.

"Hm" Nayla hanya bergumam menjawabnya.

"Oke, gue anterin lo pulang sekarang yuk" kata Ditto seraya menggandeng tangan Nayla.

"Gak ah, aku dijemput kayaknya" kata Nayla seraya melepaskan tangannya dari genggaman tangan Ditto.

"Lo kenapa sih Nay?" Tanya Ditto frustasi.

Nayla menggigit bibir bawahnya menahan untuk tidak tertawa.

"Gapapa, biasa aja kali" kata Nayla sambil membenarkan tatanan rambutnya.

"Udah ah aku mau pulang" kata Nayla seraya berjalan menuju mobil Ditto.

Ditto mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia sungguh bingung apa yang sedang terjadi. Tak mau ambil pusing, Ditto segera masuk ke dalam mobilnya.

"Katanya udah dijemput Nay?" Tanya Ditto di dalam mobil.

"Iya, ini mobil jemputannya" kata Nayla tanpa menoleh ke arah Ditto.

"Langsung pulang apa gimana ini non?" Kata Ditto seraya menjewer telinga Nayla.

"Gak usah pegang-pegang ya pak, gak sopan" kata Nayla seraya menepis tangan Ditto.

"Galak banget, tumben" gumam Ditto.

"Udah selesai ngurus kuliah? Ga sempet buka hp ya? Sibuk banget ya?" Tanya Nayla tetap menatap lurus ke depan.

Ditto sekarang paham mengapa Nayla bersikap seperti tadi. Ditto menolehkan kepalanya ke arah Nayla.

"Sorry ya gak ngabarin lo sama sekali, gue di sana sibuk ngurus kuliah.. beneran Nay.. jangan ngambek ya?" Kata Ditto seraya menangkup kedua pipi Nayla.

NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang