(39)

950 47 0
                                    

🌈 Happy Reading 🌈

❣️Semoga suka ❣️

🌠 Jangan lupa vote! 🌠

🌹🌹🌹

Nayla duduk di ayunan yang ada
disana dan menggoyangkan goyangkan kakinya yang menggantung di bawah.

Tak lama Ditto datang dan duduk di samping Nayla.

"Baru bangun?" Tanya Ditto dengan mata yang terus menatap ke arah Nayla.

"Ya gitu" jawab Nayla tanpa berani menatap Ditto.

"Gak papa, gak usah ngerasa bersalah gak bales chat dari gue. Gue biasa aja kok" ujar Ditto yang mengetahui gerak gerik Nayla.

Nayla mendongakkan kepalanya dan menoleh ke samping lebih tepatnya menatap Ditto dengan senyum yang mengembang.

Lega rasanya.

Tanpa aba-aba tangan Nayla digenggam oleh Ditto dan kepala Nayla bersandar pada bahu kiri Ditto.

Ditto menyadari sesuatu, sifat kekanak-kanakan Nayla. Sifat yang hanya Nayla tunjukkan pada orang-orang yang menurutnya berarti dalam hidupnya.

Perlahan tapi pasti kedua sudut bibir mereka terangkat.

"Lo gak main ke rumah sahabat sahabat lo Nay?" Tanya Ditto.

"Hm, maunya sih gitu soalnya si Fany sama si Rina udah otw ke rumahnya Sely, kalau Vita masih tidur kayaknya... Si Tasya jalan jalan sama si Rey" jawab Nayla.

"Ya udah ganti baju gih" ucap Ditto sambil melepaskan genggaman tangannya.

Nayla mengangkat kepalanya dan menatap Ditto dengan kerutan di dahinya.

"Gue anterin ke rumah Sely" kata Ditto yang mengerti apa yang dimaksud Nayla.

"Gapapa nih?" Tanya Nayla.

"Gue pacar lo ingat itu" kata Ditto sambil mencubit hidung Nayla.

Nayla tidak segera bangkit dari tempat duduknya membuat Ditto bingung.

Baru saja Ditto ingin menanyakan kenapa Nayla tidak segera beranjak dari tempat duduknya, tiba tiba Nayla berdiri dan berjalan meninggalkannya dengan begitu santai.

Nayla mengganti pakaiannya dengan celana jeans dan kaos santainya yang dibalut jaket jeans. Setelah mengabari sahabat sahabatnya bahwa Nayla akan pergi ke rumah Sely, Nayla segera masuk ke kamar Vino.

"Abang Vino!" Kata Nayla dengan tangan yang terus menerus mengetuk pintu kamar Vino.

"Apaan sih?!" Ucap Vino ketika membuka pintu kamarnya.

"Gue mau main ke rumah SELY! SELY!" Kata Nayla dengan senyum yang mengembang dan sesekali memerlingkan matanya.

"Beneran? Ngapain? Gue ikut!" Ucap Vino dengan semangat menggebu-gebu.

"Giliran gini aja semangat! Gue pamit abangkoh tercintahhhh" kata Nayla lalu berjalan ke luar kamar.

"Gue anterin Nayla dulu, nanti gue balik lagi" kata Ditto yang langsung meraih kunci mobil dan jaketnya.

"Siap!" Balas mereka kompak.

Nayla sudah bersandar di mobil Ditto dengan tangan yang memainkan kuku-kukunya.

"Masuk"

Nayla mendongakkan kepalanya dan ternyata Ditto. Tentu saja senyumnya langsung mengembang. Entah mengapa akhir akhir ini ia menjadi tenang jika ada Ditto di sampingnya. Benar juga ucapan Vino waktu itu.

NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang