(41)

966 49 1
                                    

🌈 HAPPY READING 🌈

🌟 Jangan lupa vote 🌟

🌹🌹🌹

Seperti biasanya Nayla pergi ke kantin bersama Ditto dan juga sahabat sahabatnya, kecuali Tasya. Ya dia memang super sibuk sekarang.

"Pesen apa Nay?" Tanya Ditto.

"Siomay 2, yang satu makan sini yang satunya lagi dibungkus" jawab Nayla.

"Dua? Buat Tasya?" Nayla mengangguk.

"Minumnya kayak biasanya, jangan lupa punya Tasya" tambah Nayla.

"Oke"

Nayla mencari sahabat sahabatnya yang sudah duduk sambil menunggu pesanan mereka.

"Eh si Rina mana?" Tanya Nayla ketika menyadari kalau disana tidak ada Rina.

"Gak tau gue" jawab Sely jujur.

"Biarin dah dia ama temen barunya kali" kata Vita asal ceplos.

"Gak boleh ngomong gitu kuntilanak" kata Ryan sambil mengelus rambut Vita tapi langsung di tepis oleh Vita.

"Kuntilanak kuntilanak pala lo!"

Nayla menatap kearah pintu masuk kantin dan melihat siluet seseorang yang tidak asing baginya. Nayla mengerutkan keningnya berfikir ia seperti pernah melihatnya.

Matanya terbelalak saat melihat orang itu melambaikan tangan ke arah. Nayla menjatuhkan sendok lalu menutup mulutnya.

"Kenapa?" Tanya Ditto dan hanya dibalas gelengan kepala oleh Nayla.

Nayla menggigit bibir bawahnya ketika melihat orang itu berjalan bersama Bimo menuju ke mejanya.

"Kak aku mau ngasih ini ke Tasya dulu ya" kata Nayla tiba tiba membuat Ditto bingung.

"Makanan lo belum habis, habisin dulu Nay" Balas Ditto.

"Nanti Tasya kelaparan"

Ditto tidak menggubrisnya dan malah menyodorkan sesendok siomay ke mulut Nayla.

"Makan"

"Woi!"

Nayla mendongakkan kepalanya dan membelalakkan matanya kaget melihat orang itu kini sudah ada di depannya. Bersama Bimo.

Merek berdua duduk di depan Nayla dan Ditto yang memang bangku didepan mereka kosong.

"Lo nyulik anak siapa Bimo?" Tanya Ryan sambil menggelengkan kepalanya.

"Kenalin ini Vero, temen SD gue dulu. Baru pindah dia kesini, sekelas sama kita kita" kata Bimo dan hal itu berhasil membuat Nayla terbatuk-batuk.

Ditto segera menyodorkan minuman Nayla sedangkan Sely yang memang ada di sampingnya mengelus-elus punggung Nayla.

Nayla membenarkan tatanan rambutnya dan masih tidak mau menatap ke depan karena tepat didepannya, Vero.

Sama dengan Nayla, sahabat sahabatnya juga kaget melihat kehadiran Vero di sini. Mereka tidak menyangka bahwa akan bertemu Vero lagi.

Dittopun sama ia menjadi yakin bahwa Vero yang ada di depan Nayla saat ini adalah cinta pertama Nayla. Karena Nayla tak mau menatap ke depan, tangannya meremas ujung roknya, dan kalau Nayla memang tidak suka lagi kepada Vero mengapa kelakuannya aneh? Memang cinta pertama susah untuk dilupakan.

"Gue duluan" kata Ditto seraya beranjak dari tempat duduknya.

"Kak Ditto mau kemana?" Tanya Nayla mencekal tangan Ditto.

NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang