38. Fake VI✓

9K 1K 11
                                    

🕉️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️🕉️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🕉️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️🕉️

Stop—
Maaf untuk typo😊

Ada yang berbeda...

Itu yang Heidi sadari sejak ia menatap dengan dalam mata indah Faint. Mata  yang menyorotkan sesuatu yang penuh arti, mata yang hanya melihat padanya.

Faint mengajak Heidi pergi ke belakang rumah tempat di selenggarakannya resepsi pernikahan. Acara di selenggarakan di halaman depan rumah yang sekitarnya begitu luas karena rumah di kelilingi oleh ladang anggur.

Di bekalang rumah itu terdapat hamparan anggur yang lebih indah dan asri tampaknya di bandingkan dengan yang lain, dan warna anggurnya juga berbeda, disini tertanam anggur hijau yang berbuah kecil-kecil, terlihat enak dan siap untuk di makan.

Heidi menarik nafas panjang, sedikit mengontrol nafasnya karena Faint mengajaknya berlari, awalnya begitu mereka mencapai area sepi—Faint malah mengajak Heidi berlari, menggenggam tangan Heidi dan berlari tanpa tujuan.
Begitu Faint tahu Heidi tampak terengah-engah dia menghentikan langkahnya, dia juga mengambil nafas lalu saat menatap Heidi yang berkeringat kelelahan dia tertawa geli dengan tawa  yang begitu lepas.

“Mau lari lagi?.” Tanya Faint sambil masih tertawa.

Heidi menggeleng cepat. “Tidak, sudah. Disini saja... tidak mau lari lagi...” Heidi mengontrol nafasnya  masih terasa pendek baginya. Sebenarnya seberapa jauh mereka berlari. Heidi melihat rumah yang ada di belakang mereka, rumah ini bisa di katakan sebagai Manor melihat desain tidak biasa dan betapa maha besarnya rumah ini.
Di padukan dengan ladang anggur dan ratusan marcusiar yang ada di tiap sisi ladang anggur membuat rumah ini tampak seperti taman wisata ala disney.
.
“Lihat ke sana.” Faint menunjuk pada sebuah pohon tinggi di sekitar tengah ladang yang lumayan jauh dari mereka. Tapi tampak dari jauh pohon itu sepertinya begitu teduh dan nyaman. Memimpikan untuk menyenderkan tubuh dan beristirahat di pohon itu membuat Heidi tergoda untuk  kesana.

Pohon itu berdiri di sana, sendiri di tengah hamparan Anggur.

“Pohon itu sudah ada disini sejak aku masih kecil, aku dan saudara-saudaraku suka  pergi ke sana untuk piknik kalau kami mengunjungi Itali. Aku mau mengajakmu ke sana.” Ujar Faint berikutnya.

Tiba-tiba rasa lelah di tubuh Heidi menghilang, kalau Faint mau mengajaknya ke sana entah bagaimana rasa lelahnya hilang, akan sangat menyenangkan ada di sana. Tentu saja. Melihat dari jauh sudah jelas betapa indahnya pohon itu—apalagi dari dekat. Di takutkan nanti Heidi malah tidak mau pulang setelah pergi melihat pohon itu lebih dekat.

“Dulu sekali, saat aku masih kecil melihat betapa indahnya pohon itu aku dan saudara-saudaraku berjanji pada pohon itu kalau aku akan sering mengunjunginya,” Faint mengatakannya dengan malu-malu, seolah berjanji pada pohon adalah hal paling kenakan-kanakan yang pernah ia lakukan.

HEIDI : Because Of You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang