43. I'm Heidi II✓

11.4K 1.4K 119
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stop-Maaf untuk typo😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stop-
Maaf untuk typo😄

🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️🛡️

"Biar aku saja yang ambil."

Suara melengking itu milik Ellinor.
Seusai kelas habis mereka pergi ke parkiran untuk pergi ke cafe Setelah itu mereka akan lanjut untuk bermain dirumah Ellinor menghabiskan waktu hari ini.

Tapi ketika Heidi baru mau masuk kedalam dalam mobilnya dia ingat kalau dia melupakan ponsel nya yang kecil.
Gampang saja ia bisa menggantinya dengan yang baru, tapi masalahnya ia merasa membutuhkan nomor lamanya.

Mungkin saja Ia akan tertarik berbicara sepatah dua patah kata kepada keluarganya terutama kepada Papa-nya yang terus menghubunginya setiap hari.

Apalagi Chris pasti akan menghubungi nya kalau dia pulang terlambat nanti.

"Aku saja." Heidi menolak tawaran Ellinor yang hendak mengambil ponsel Heidi di kelas.
"Lagipula aku juga harus banyak latihan."

Latihan yang dimaksud adalah latihan berjalan, Heidi memang disuruh dokter untuk rutin berjalan hingga mengeluarkan keringat dan sedikit menahan sakitnya agar pergerakannya semakin membaik. Walaupun latihan itu tidak akan mengembalikan kakinya menjadi kembali normal seperti dulu.

Heidi Baru berjalan beberapa langkah dan ia menengok sebentar kepada kedua temannya.
"Aku sendiri saja tidak usah ikut."
Ucap Heidi cepat, kalau mengajak Thea dan Ellinor kemungkinan besar keduanya akan saling ribut di tengah jalan, saling kejar-kejaran, cakar-cakaran, lempar-lemparan sehingga akhirnya saling membunuh satu sama lain.

Heidi memasukkan kedua tangannya di saku roknya kemudian berjalan santai menuju kelasnya.
Kalau bisa cepat maka Heidi akan berlari dan berjalan cepat dari tadi, tapi masalahnya tempurung lututnya saja sekarang terasa sudah pedas dan keram.
Ia hanya bisa menahan ekspresinya dengannya dengan ekspresi datar dan menahan ringisan sakitnya.

Heidi hampir sampai di depan pintu keluarnya dan kelasnya masih berisi beberapa orang.
Heidi menuju mejanya dan mencari ponsel pecah yang pasti tidak akan diminati orang-orang untuk mencurinya lagi melihat kondisinya yang sudah tak berdaya.

HEIDI : Because Of You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang