90. Apology✓

12K 1.1K 54
                                    

Stop-
Maaf untuk Typo 😅

Happy Reading 😄


🐏🐏🐏🐏🐏🐏
-oOo-
🐑🐑🐑🐑🐑🐑

(Masih lanjutan skipp Maria##?)

"Setelah bertahun-tahun aku tidak juga kunjung sembuh dari trauma-ku. Hingga sampai suatu hari, Papa dan Mama membawa anak kecil bodoh berumur 5 tahun ke dalam rumah kami, Anak kecil bodoh yang sangat menggangu....."

Saat mengatakan itu, terselip senyum tipis di tangis Maria.

Heidi menunduk dan memejamkan matanya saat Maria mengatakan itu. Dia merasa dia sedang dibicarakan dan dia merasa.....

Ingin bersin.

"Anak kecil-idiot-bodoh-menjijikan itu-"

"Oke fix cukup. Kau cukup menyebutnya anak kecil saja." Heidi akhirnya membuka mulutnya tidak tahan, masih menunduk dan tak menyadari Maria tersenyum di sudut bibirnya.

"Anak kecil itu dibawa Papa dan Mama untuk menemaniku. Mereka pikir Anak kecil itu bisa membuatku kembali ceria dan melupakan semua masa lalu. Itulah sebabnya mengapa Mama dan Papa membawamu kerumah" Maria menggunakan penekanan di bagian Anak kecil agar Heidi puas.

"Sedari aku kecil...... Aku selalu diistimewakan, aku sempurna, cantik, mempunyai keluarga yang kaya raya, pintar dan mudah di sukai, kehidupanku sempurna," Maria tidak tahu kalau Heidi memutar bola matanya ketika Maria mengucapkan bagian itu.

"Hingga kejadian itu membuatku kehilangan segalanya, aku merasa hidup tak lagi ada artinya. Mama, Papa dan Faint. Mereka yang berada di sisiku mengasihaniku. Aku tidak melihat ketulusan, aku hanya melihat rasa kasihan. Bagiku lebih baik mati daripada di kasihani, aku tidak suka menjadi terhina. Lalu anak kecil itu....."

Maria tersenyum ketika mengatakan ceritanya selanjutnya. "Anak kecil itu membuatku melihat jika aku mempunyai alasan untuk hidup. Tidak ada sorot mata kasihan di matanya, dia dengan polos menatapku dengan mata bulat yang tulus itu. Dia tertawa dengan tulus, tersenyum dengan tulus dan menemaniku dengan tulus. Dia tersenyum bahagia setelah tahu jika aku akan menjadi kakaknya, dia menangis saat aku memarahi dan tidak mau melihatnya, dia terus datang meski aku selalu mengusirnya dan tidak menganggapnya ada, hingga akupun menyadari jika sesuatu yang selama ini tidak kulihat padanya. Ketulusan....."

"Tidak ada rasa kasihan di bola matanya, dia melihatku apa adanya, dia melihatku dengan tulus hatinya. Dia tidak pernah tahu jika dialah yang menyelamatkanku. Dia yang menyembuhkanku, memberiku rasa aman ini, dia.... Kau Heidi.... "

Mata Maria melihat pada Heidi, akhirnya dia menoleh pada Heidi dan melihat Heidi bangun dari tundukannya.

Melihat wajah Heidi sekali lagi Maria tersenyum, senyum dengan tangis yang paling tulus yang pernah ia lakukan.

'kau penyelamatanku'

Dia melihat bagaimana cara Heidi menatapnya, dengan wajah yang sama angkuh dan datarnya. Tapi mata bulat kelabu itu tak pernah berubah. Tidak berubah semejak 16 tahun yang lalu. Selalu mata bulat yang melihat Maria penuh dengan ketulusan, ada ada sedikitpun rasa kasihan dan rasa jijik setelah ia tahu tentang Maria.
Walaupun ada itu semua tertutupi dengan pancaran ketulusan yang Heidi berikan.

Komentar Heidi atas semua itu. "Aku tidak bisa bilang apa-apa, sekali lagi aku hanya bisa bilang Bencimu Aneh. Kau orang aneh."

HEIDI : Because Of You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang