89. Heidi dan Maria✓

10.8K 981 6
                                    

Maafkan untuk segala kekurangan 😅



Terimakasih.














🍁🍁🍁🍁🍁🍁






🍁

🍁

🍁






"Maria... Kau...."

Tubuh itu tiba-tiba terasa lemas dan jatuh tersender di kursi yang tadi dia duduki.



Isabella merasakan kepalanya pusing, sakit, dan terasa berputar-putar. Tapi dia masih bisa sadarkan diri walaupun darah mengalir di sekitar area kepalanya.




Sementara Heidi yang sedari tadi sudah berwajah pucat membaca keburukan yang terjadi——wajahnya semakin pucat.
"Maria! Dasar perempuan gila! Apa yang kau lakukan!?."





Heidi berteriak histeris. Wajahnya sepenuhnya pucat. Maria benar-benar....

Bagaimana kalau Isabella mati? Apa Maria tidak pernah berfikir situasi yang akan terjadi di masa depan? Apa otaknya benar-benar berada di stadium akhir?

Maria menggunakan penggiling cookies itu untuk memukul kepala Isabella. Isabella yang belum selesai tertawa tadi tiba-tiba berhenti saat pemukul itu menghantam kepalanya.

Isabella sama sekali tidak tahu situasi apa yang terjadi saat ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang Maria lakukan? Bukankah yang harusnya Maria pukul adalah Heidi.

Mereka pergi ke sini atas rencana Maria, Maria mengatakan dia tahu tempat yang tidak akan bisa di lacak siapapun.
Isabella berencana untuk menyiksa Heidi, membuatnya takut dan menyerah sepenuhnya pada Isabella. Dia berencana balas dendam dengan semua penghinaan Heidi padanya, tapi kenapa sekarang malah....


Isabella menatap Maria tidak percaya, Maria melempar pemukul itu ke lantai dan memasang wajah pura-pura kasihan pada Isabella.

"Maria!." Heidi berteriak kembali. Heidi benar-benar takut kalau Maria membunuh seseorang dan membuat dirinya berakhir di penjara. Maria sama sekali tidak perduli dengan kepanikan Heidi dan malah tersenyum mengejek pada Isabella.

"Kau gila? Apa yang kau lakukan? Apa kau gila? Kau memukul kepalanya! Kau gila——"

"Oke cukup Heidi. Kau sudah menyebutku gila sebanyak 3 kali dan itu sudah lebih dari cukup." Maria menghela nafas yang kemudian menjambak rambut Isabella dan menunjukkannya kepada Heidi.
"Kau tidak tahu Betapa sulitnya bagiku menahan emosi ku selama ini, dia terus menyebutmu jalang lebih dari 10 kali hari ini, dan itu sudah membuat batas kesabaran ku benar-benar habis...."




"Kau juga salah, kenapa kau juga berteman dengannya, kau dan dia begitu akrab akhir-akhir ini dan dia terus menempel pada mu. Kaj bukan tipe orang yang mudah akrab dengan perempuan kecuali kalau kau yang mulai duluan." Heidi mendatangi Maria dan Isabella.



Heidi melepaskan tangan Maria yang menjabak Isabella lalu memperbaiki letak tubuh Isabella dengan benar. Isabella masih bisa mendengar interaksi antara keduanya walau kepalanya benar-benar pusing dan penglihatan nya sedikit pudar.

Dia bisa merasakan saat Heidi melihat luka di kepala Isabella, membersihkan sisa-sisa darah dengan tisu yang tersedia di meja.

"Dia duluan yang mulai, saat aku baru tiba di kediaman Isabeau, aku mendengarnya mengucapkan kata-kata kotor tentangmu, dia menyumpahimu dan itu sangat mengganggu. Aku baru akan puas kalau aku sudah memukulnya dulu. Salahnya sendiri kenapa mudah sekali percaya!." Maria membela diri walaupun Heidi menanggapinya dengan wajah dingin.

HEIDI : Because Of You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang