66. Vacancies✓

9.9K 1.1K 44
                                    

Stop—
Maafkan untuk Typo 😅


Happy Reading 😄




——oOo——












Delilah berlari keluar dengan payungnya dengan kotak berwarna putih di tangannya.
Usai pertikaian-nya dengan Heidi tadi begitu Heidi keluar, saat itu juga Faint dan Nenek Zetta juga muncul.

Faint menanyakan keberadaan Heidi pada Delilah, setelah Delilah memberitahu jika Heidi pergi keluar Faint langsung berlari keluar mengejar Heidi.
Jujur itu membuat Delilah kecewa.

Delilah tadi belum sempat mengadukan perlakuan Heidi padanya, dia menampar Delilah dua kali.
Delilah akan memberitahu Faint kalau Heidi itu gadis yang tidak baik. Dan beruntung saat Faint pergi, Faint meninggalkan cookies miliknya yang dia buat sendiri dengan minta tolong nenek Zetta tadi, itu sebabnya dia tadi menghilang.

Faint langsung mengejar Heidi hingga melupakan cookiesnya dan Nenek Zetta menyuruh Delilah untuk mengantarnya pada Faint sebelum Faint semakin jauh. Tapi tidak benar-benar beruntung saat hujan malah turun lumayan deras lagi, Delilah harus berputar dan mengambil payungnya.

Delilah berlari menyusuri jalan untuk mengejar Faint. Senyum konyol di wajahnya tak pernah lepas. Delilah melihat kedepan dan langkahnya seketika menjadi pelan.

"Kak Faint?." Ucapan Delilah yang memanggil Faint membuat dua insan yang tengah menunjukkan kemesraannya itu terganggu.

Terbukti ketika Heidi melepaskan tangannya dari leher Faint dan mendorong Faint di dadanya. Tapi Faint menjadi agresif,  menahan Heidi hingga Faint semakin memperdalam ciumannya. Membuat Heidi diam dan membiarkannya mencium Heidi.

Faint sama sekali tidak terganggu oleh keberadaan Delilah dan mengabaikannya dengan terus mencium Heidi. Delilah sendiri seperti orang bodoh diam mematung menyaksikan keduanya.
Ketika Heidi merasa kehabis nafas, Heidi mendorong Faint sekali lagi, Faint kali ini membiarkannya. Melepaskan pagutannya dan membiarkan Heidi mengambil nafas.

Namun setelah itu juga Faint tak mengalihkan pandangannya dari Heidi, usai Heidi menarik nafas, tidak membutuhkan waktu lama bagi Faint untuk menyambung ciuman mereka lagi. Kali ini Faint yang mengendalikan Heidi, dia memiringkan kepalanya dan bergerilya di dalam sana, tangannya berjalan ke kepala Heidi dan menekan Heidi hingga ciuman itu menjadi ciuman paling panas yang pernah Delilah saksikan seumur hidupnya.

Heidi merasakan apa itu perasaan lemas ketika mencium seseorang. Ketika hidungnya mencium harum jantan tubuh Faint saja rasanya kepalanya sudah pusing dan mengantuk seolah harum tubuh Faint bisa memberinya rasa nyaman.

Tangan Heidi yang tepat berada di dada Faint bisa merasakan jantung Faint yang berdebar-debar begitu kencang hingga membuat Heidi sendiri merasa tangannya seperti ada getaran.

Tangan kiri Faint yang berada di pinggul Heidi melingkar di sana seperti ular membuat Heidi merasa kegelian ketika jari jemarin Faint mencengkram tubuhnya untuk menariknya semakin erat dalam rengkuhannya.

Dan Heidi langsung mengambil kesimpulan saat dia merasa dirinya akan semakin hilang kendali dengan situasi panas ini. Ini bahaya!

Heidi sekali lagi menjauhkan dirinya dari Faint mendorongnya agar melepaskan.
".....ngh..... Faint...nnhhh.......emmhh...."
Faint tidak mau melepaskan dan memaksa Heidi semakin jauh, Heidi berusaha keras mendorongnya dan  ketika ciuman mereka akhirnya terlepas Faint menarik nafasnya, tetapi matanya yang setajam elang tak luput mengawasi Heidi.

HEIDI : Because Of You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang