Kriiiing...
Kelas sudah lumayan sepi, ada Gyan di pojok kelas. Lagi beresin buku-buku. Luvi langsung menghampiri.
Gyan agak terkejut dengan kehadiran Luvi yang begitu tiba-tiba.
"Nanti ditest ya! gue respon kok."
Gyan melihat sudut jari Luvi. Ada kertas. Tertulis rentetan nomor. Nomor WA?
Sekali lagi,
MENGEJUTKAN!!
"Itu nomor WA?"
"Wihhh... luluh juga itu es"
"Aduuh... plis deh... drama banget"
"Atau jangan-jangan ada maksud tersembunyi?"
"Nanti aja yang itu! Hafalin dong nomornya! Langka banget tau! Grup kelas aja kagak ada"
"Iya.. gue apalin, 08-----"
Mulai lagi nih. Kerumunan itu jadi makin ramai.
Luvi senyum lembut ke arah Gyan. Walau agak kaku, Gyan usahakan membalasnya.
"Kyaaaaaa.... manisnya....!!!!"
"Gyaaaannnn!!!!"
"Haduh kenapa yang beruntung si perempuan es itu sih?!"
Luvi balik ke tempat duduknya menghampiri Yasfa.
"Luv, sepertinya lo hutang penjelasan ke gue."
Yasfa dan Luvi lanjut jalan keluar kelas. Melewati kerumunan yang langsung membelah saat ia lewat, bak artis papan atas.
"Hebat banget lo. Lo buat satu dunia terperangah. Waw.... it's magic."
"Hm...."
Tolong ingatkan Yasfa kalau dia sedang berbicara dengan bongkahan es yang memiliki kaki. Padahal tadi sewaktu istirahat dia seperti kehilangan jati dirinya.
Atau jangan-jangan....
Yasfa berhenti. Ia menarik pergelangan tangan Luvi seperti meminta Luvi untuk berhenti. Luvi heran.
'Kenapa dengan nih anak?'
Yasfa lantas meneliti tubuh Luvi. Meraba dari kepala sampai kaki yang membuat Luvi risih sendiri.
"Lo Luvi kan?"
Luvi menaikkan sebelah alisnya.
"Jujur aje elah...!" Yasfa menatap Luvi tajam sambil menunjuk ke arah Luvi
Luvi masih diam
"Lo setan ya?" selidik Yasfa ngawur.
"Bangsat!"
"Noh omongan lo! Fiks gue harus rukyah lo sekarang!"
???
Yasfa sudah bersiap dengan tangannya yang menengadah. Luvi menghela nafas. Terkadang luvi harus mengakui otak Yasfa yang lebih pintar darinya. Sampai kelewat pintar
"A'udzubillahiminasyaithonirrajim.... bismillahirrahmanirrahim...."
Plok!!!!
"Adooh!!" pekik Yasfa
"Kayaknya yang perlu dirukyah itu lo, Fa"
Lantas Luvi melanjutkan langkahnya. Yasfa merenggut sambil memegangi jidatnya yang habis di tampol.
"LUVIIII....."
Luvi menghembuskan nafas jengah. Datang lagi satu pengganggu.
"Lo Pulang bareng--"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Problem Girl[Completed]
Teen FictionIni cerita tentang seorang perempuan dan karakternya. Yang nyatanya, jiwa plin-plan lebih berciri khas. ☀☀☀ "Kau menyukaiku?" "Tidak!" "Kalau begitu aku pergi." "Kenapa pergi?" "Kau tidak menyukaiku." "Tapi bukan begitu... Aish, terserah kau!" "Apa...