47. Gue dan Lo

336 15 0
                                    

☀☀☀

Perasaan ini adalah milik gue.
Tidak ada seorang pun yang dapat memaksanya.

---Luvina Anggara---

☀☀☀

Ini adalah malam minggu. Malam yang tampak sepi menurutnya.

Ya, dia di rumah sendirian dengan para maid yang senantiasa mengintari rumahnya. Elis dan Jimmy sudah kembali ke Busan, Rahma dan Angga pergi berkencan entah kemana, dan Devan? Jangan ditanya! Dia sudah kembali ke Singapura untuk melanjutkan kuliahnya.

Hanya tinggal Luvi sendiri.

Miris bukan? Ada yang mau menemani?

Dengan secangkir teh hijau di tangannya, kini Luvi hanya bisa melihat taburan bintang dari jendela kamarnya.

Luvi memandanginya. Rasi bintang yang tampak samar karena banyaknya bintang di langit malam itu, cukup membuatnya tak lekang bosan untuk menatap setiap sudut langit yang dapat dijangkau penglihatannya.

Indah.

Cukup lama ia memandangi langit, ada suara yang sedari tadi memanggilnya dari bawah.

"Luvina!"

Panggilan itu mengalihkan perhatiannya. Di sana, ada Gyan yang berdiri dengan menghadap ke Luvi. Dan jangan lupakan itu! Senyumnya kelewat manis.

Deg!!

'Ngapain dia kesini?'

Luvi bergegas turun ke bawah, masih dengan teh di tangannya. Ya, tentu saja tehnya harus tumpah kemana-mana. Salahkan Luvi yang tidak bisa santai bila sudah dihadapkan dengan Gyan.

Sampai di pintu masuk..

"Hey!"

Gyan menangkap pergelangan tangan Luvi yang masih memegang cangkir dengan teh yang sudah tinggal setengah. Luvi membeku seketika.

"Hati-hati dengan tehnya."

Gyan mengambil alih teh di tangan Luvi, kemudian menaruhnya di meja yang tepat di sampingnya.

"Tangan lo bisa melepuh nanti," Ujar Gyan dengan cengiran khasnya.

Seketika napas Luvi tercekat. Saat tiupan napas Gyan menyentuh jemari tangannya.

"Lain kali jangan terburu-buru kalau ada gue, Lulu. Oke?"

Luvi tak menyahut. Ia masih terbengong. Matanya menatap lurus pada poni yang turun menengahi pandangannya dengan Gyan.

'Kenapa Gyan mendadak jadi gula malam ini?'

"Luvi?"

Luvi bengong.

"Luvi?"

Masih tidak ada jawaban.

"Lulu?"

"Eh, iya?" Luvi menjawab dengan kaku.

My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang