2. Saingan Baru?

955 72 47
                                    

☀☀☀

Aku adalah api.
Api yang membara dalam hutan.
Dengan segala amarah yang berkobar.
Dengan seluruh dendam yang tak terbalaskan.

Luvina

☀☀☀

Kriiing... Bel pergantian jam.

"Anak-anak, ibu izin keluar sebentar. Jangan kelayapan!"

Bu Indah dengan langkah anggunnya keluar dari kelas XI IPA 2.

Sekeluarnya Bu Indah dari ruangan, kelas dibuat ramai. Apalagi di arah pojok kelas. Lebih tepatnya bangku Gyan. Seorang murid baru.

"Gyan dari SMA Cempaka ya? Wah... pintar dong?"

"Gyan pandai mapel apa? Semuanya ya?! Wah... besok aku cotekin ya kalau ulangan."

"Gyan pasti bisa lebih pinter dari Luvina, besok kalahkan Luvina ya Gyan--"

BRAK!!!!!!!!

Hening seketika.

Siswa-siswi yang tadi berbicara panjang kali lebar dan terus mencibir Luvi sudah tidak berani angkat suara. Mengingat suara gebrakan meja yang begitu nyaring terdengar dari arah pojok depan. Bangku Luvina.

Mereka melihat raut muka Luvina yang begitu keras. Nafasnya naik turun tak beraturan. Yasfa yang notabenya teman sebangkunya saja dibuat merinding dengan hawa suram perempuan sebelahnya.

"Luv--"

Sret...

Luvi berdiri dari acara duduknya, ia melenggang pergi keluar ruangan kelas itu. Yasfa memilih tidak mau campur tangan. Ia menatap kepergian Luvi dengan wajah sendu. Karena Yasfa sudah sangat faham akan sifat Luvina.

Keras, tidak mau kalah.

Jadi Yasfa putuskan, membiarkan Luvi sendiri untuk sementara.

Yasfa hanya bisa berharap. Akan ada seseorang yang bisa mencairkan hawa es manusia itu.

☀☀☀

Luvi berjalan dengan pikiran yang campur aduk. Dia memilih untuk mendinginkan kepalanya daripada harus berdiam diri di kelas yang hawanya panas akibat kehadiran seorang murid baru dan cibiran-cibiran itu.

"Gyan dari SMA Cempaka ya? Wah... pintar dong"

"Gyan pandai mapel apa? Semuanya ya?! Wah... besok aku cotekin ya kalau ulangan"

"Gyan pasti bisa lebih pinter dari luvina, besok kalahkan Luvina ya gyan"

Desisan itu berputar-putar di kepalanya. Membuat rasa kesalnya makin bertambah. Masih kurang mencibirnya setiap hari, sekarang orang-orang itu dengan beraninya membandingkannya dengan murid baru yang masih belum jelas itu.

Duk!!

"Aw...."

Sudut kaki Luvi terinjak.

Tubuh Luvi terhuyung ke belakang beberapa jangkah. Seseorang menabraknya. Dan kaki orang itu tak sengaja menginjak sepatu Luvi. Membuat sudut sepatu mahalnya kotor.

Srak!!!!

"Aw... Lu-Luvi, ma-maaf.... lep-passs.."

My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang