29. Gift

345 18 0
                                    


☀☀☀

Tidak punya alasan untuk menyebutnya

A King of Drama.

☀☀☀

Hari ini hari sabtu. Luvi bisa bersantai-santai di rumah, karena sekolahnya menerapkan sistem fullday school. Lebih mudahnya, berangkat pagi pulang sore, tapi dua hari libur sekaligus.

Ia sekarang berdiam di ruang tengah sambil memakan kripik singkong di tangannya sambil menonton televisi. Mama dan Papanya menghabiskan waktu berdua yang entah kemana, dan Devan memilih membantu Elis di kantor. Alhasil, Luvi sendirian lagi.

Tapi kesendiriannya kali ini, tak sesunyi dan sesuram biasanya. Ada hawa ceria di sana. Dan itu juga, Luvi tak luput dari senyum yang terus merekah di belahan bibirnya.

Namun lama-kelamaan juga, ia juga bosan melihat televisi yang acaranya hanya ini-itu. Akhirnya, ia beralih ke kamar untuk mengambil laptop.

"Hm, Music Video mana yang belum gue lihat?"

Luvi mulai mengotak-atik laptopnya. Sampai tepat pada salah satu lirik lagu kesukaannya.

Boy with luv - BTS.

Karena keadaan rumah sedikit sepi, Luvi berinisiatif membesarkan volumenya, sehingga satu ruang kamarnya hanya terdengar alunan musik boyband kesukaannya itu.

"Oh my my my my...
Oh my my my my......

Luvi bersenandung. Sesekali, ia menggoyangkan kepala dan jari tangannya hanya sekedar menirukan gerakan idolnya.

"Eh?! Jimin?!! Huwa!!! Astaga!!"

"V?! Itu beneran?! Rambutnya biru, keren dong!!"

"Astaga! Jungkook?!"

Luvi memekik kala menampilkan scane yang ada idolanya di sana. Ia sampai menggigit bibirnya gemas.

"Jeon!! Astaga!!"

Luvi berjingkrak sendiri. Kalau springbed biasa, kemungkinan itu sudah rusak karena tingkah Luvi yang memang kelewatan.

"Suga?! Eh, scane nya bagus bener di sini, yak!"

"J-Hope!!! Kookie!!! Bunny!!!"

"Seokjiiiiiinnn!!!!!"

"Bapak leader!!!"

Sudah pastinya apabila teman-temannya itu tau sisi Luvi yang ini, rasanya ini tidak akan cocok sama sekali jika disandingkan dengan julukannya di sekolah, A Problem girl.

Dan tanpa Luvi sadari, seorang perempuan tengah memandanginya dari balik pintu kamarnya. Tersenyum lembut seraya mengucap syukur. sudah lama sekali ia tidak melihat tingkah absurd putrinya itu.

Puk!!!

Seketika ia terjingkat. Ia menoleh ke arah belakangnya. Dan ternyata itu adalah keponakannya. Elis, perempuan yang nyatanya paling sering dengan Luvi akhir-akhir ini.

Elis tersenyum lebar. Ia meraih tangan 'tantenya' itu dan memberikan sebuah kotak yng lumayan juga ukurannya.

"Apa ini, El?"

"Berikan pada Luvi, tante. Aku yakin, Luvi pasti suka." Elis berujar seakan penuh dengan keyakinannya.

"Dari siapa ini?"

Elis seperti memasang mode berpikir sejenak. "Emm, bilang aja ini hadiah dari tante untuk Luvi."

Perempuan itu -Rahma- mengernyitkan dahinya tanda tidak paham.

My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang