☀☀☀
Bahagia atau tidak kau menjalani hidup ini adalah sebuah pilihan.
Kau bisa mengambil jalan semaumu.
Tapi ingatlah!
Bahwa akan selalu ada orang sekitar yang selalu bersamamu.☀☀☀
Luvina Pov
Lo tahu apa yang gue pikirkan sekarang?
Yah, ini memang sangat asyik. Bagaimana perasaan lo ketika lo harus menelan obat dan madu secara bersamaan? Satu terasa sangat pahit, dan satunya lagi manisnya luar biasa.
Oke, lanjut.
Gue berjalan ke depan perpustakaan. Sesuai titah Bu Siska tadi, akan ada bimbingan untuk lomba Sains. Karena gue tidak menemukan Bu Siska di kantor, alhasil gue menunggu Bu Siska di tempat terakhir kali gue menemuinya.
"Aish, lama!"
Yang benar saja! Ini sudah lebih dari 30 menit gue berdiri dan duduk di kursi perpustakaan. Dan disana, hanya ada Tante Mehta.
"Kenapa masih belum pulang, Luvi?"
Tante gue udah persiapan ingin pulang. Kemungkinan juga, ini perpustakaan akan dia tutup.
"Em, nunggu Bu Siska, Tan."
Tante Mehta manggut-manggut. Kemudian ia menyampirkan tas selempangnya dan meraih kunci motor di saku tas paling depan.
"Ah, iya. Bu Siska tadi juga bilang seperti itu. Kau tunggu saja di sini dulu! Sepertinya dia sedang ada perlu."
Gue mengernyit. Tumben Bu Siska akan mengundur waktu seperti ini. Biasanya dia akan sampai duluan dan tak ingin muridnya menunggu.
"Dia sedang menyiapkan berkas latihan untuk kalian."
Pernyataan Tante Mehta udah kagak gue ragukan lagi. Alhasil, gue manggut-manggut. Setelah itu tante pamit dari hadapan gue. Sebelumnya dia juga memberikan kunci perpustakaan ke gue untuk diserahkan ke Bu Siska.
Setelah itu, keadaan Perpustakaan yang sepi menyelimuti. Tak ada teman, sendirian. Gue meneguk ludah kasar.
'Selama gue mengijakkan kaki di sini, ini pertama kalinya gue diam di tempat yang sepi.'
Gue dengan segala keberanian yang gue punya, memasuki ruang perpustakaan itu. Rak-rak buku yang menjulang tinggi membuat bulu kuduk gue merinding.
'Ya Allah, tolong lindungi gue.'
Gue lebih baik menepis pemikiran tentang hal menyeramkan dan berjalan cepat ke arah komputer perpustakaan. Gue memilih menyibukkan diri sebelum Bu Dilara dan lainnya datang.
Gue tertarik untuk membuka icon Google di sana. Saat gue udah membukanya, gue teringat akan satu hal yang membuat gue sadar, kalau orang paling plin-plan yang pernah gue kenal adalah gue sendiri.
Ikan cupang.
Masih ingatkah kalian siapa yang mengenalkannya pada gue?
Gue melihat-lihat gambar ikan cupang yang warna-warni itu. Entah kenapa, gue suka aja ngelihatnya. Warna-warni yang tampak ceria dan menyenangkan, itu terlihat sangat menarik bagi gue sendiri.
Gue tak pernah bisa berbohong kalau ditanya kebahagiaan mana yang ingin gue dapetin.
Tak perlu banyak permohonan, gue hanya ingin hidup gue kembali seperti dulu. Penuh warna, penuh cerita, dan penuh tawa. Bukan kebencian, sisi dingin, dan judes yang gue punya.
Luvi pov end
☀☀☀
Luvi sibuk meng-scroll gambar-gambar di layar pipih itu. Senyumnya yang lama ia tak tunjukkan ke umum, kini terpatri manis di belahan bibirnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/166322685-288-k55510.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Problem Girl[Completed]
Teen FictionIni cerita tentang seorang perempuan dan karakternya. Yang nyatanya, jiwa plin-plan lebih berciri khas. ☀☀☀ "Kau menyukaiku?" "Tidak!" "Kalau begitu aku pergi." "Kenapa pergi?" "Kau tidak menyukaiku." "Tapi bukan begitu... Aish, terserah kau!" "Apa...