7. Misteri

608 48 49
                                    

☀☀☀

Biarkan aku.
Jadi sesuatu yang berarti untukmu,
Tapi tidak sesaat.

Aryananda

☀☀☀

Kriiiiinggg.....

"Eh, Gi. Istirahat noh."

Tidak ada jawaban, lirikan, atau siulan. Membuat Luvi sedikit mendengus pelan.

Padahal gue ingin diperhati--- eh?! APAAN?! OGAH!!!

Gyan masih sibuk mengotak-atik komputer didepannya, menghiraukan Luvi yang tengah berbicara sendiri dan menggeleng tidak jelas.

Calm down Luvi... huh

"Gi," panggil Luvi lagi.

"Iya?" Sahutnya, "Sebentar mau saya matikan dulu."

Luvi masih duduk anteng di samping Gyan. Menatap layar komputer yang perlahan menampilkan tulisan 'shut down' di atas layar biru. Sesekali ia curi-curi pandang. Melihat wajah Gyan yang begitu serius dengan pandangan matanya yang lurus.

Sepertinya curi pandang jadi hobi Luvi yang baru sekarang.

Tak bisa disembunyikan senyum Luvi tertarik seketika. Gyan di samping Luvi. Begitu dekat, dan kacamata yang masih diletakkan di kantung seragam. Dalam kata lain, wajah Gyan real tanpa penutup.

Deg!!

Kenapa gue aneh begini? Gyan? Tidak-tidak!!! Ini tidak masuk list!! Tidak! Tidak boleh!!

Luvi berkali kali menggeleng dan mengetuk keningnya pelan. Sekali lagi.

Apa yang gue pikirin sih?!

"Ayo!" ajak Gyan

Ajakan itu lantas menghentikan pemikiran gila Luvi. Ia menghembuskan nafas pelan, berusaha rileks dan mengurangi beban.

Huh... tenang Luvi! Cool!! Stay cool!!

Gyan berdiri duluan. Ia meluruskan kakinya, merilekskan sedikit jari-jari tangannya, dan merilekskan lengannya akibat gebukan bertubi-tubi dari seorang Luvina Anggara.

Gyan kembali ke wujud asalnya dengan kacamata dan poni panjangnya. Namun yang membedakan adalah senyum simpul yang tertuju pada Luvi.

Luvi berdiri menepuk-nepuk roknya dan sedikit merapikan helai rambutnya. Tanpa membalas senyuman Gyan.

Apakah Luvi tidak tahu kalau tak dihiraukan itu sakit?

Jangan lupakan jiwa wanita es Luvi masih bersemayam di dirinya.

"Kelas?"

Gyan mengangguk mengiyakan. Melupakan suasana canggung dan kembali ke dunia mereka.

Luvi berjalan mendahului Gyan. Menuju pintu perpustakaan, dan meninggalkan seorang Gyan Aryananda ditengah putaran buku. Gyan bersedekap sambil menatap Luvi dengan senyuman sinisnya. Membiarkan Luvi melenggang pergi sendirian.

"Dasar Lulu!!"

☀☀☀

☀☀☀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang