40. Mafia X Santanu

332 14 0
                                    


☀☀☀

Lo lupa.
Kalau pertarungan dalam ruangan, malah ada dua strategi.
Satu, untuk bermain sportif dalam ruangan.
Dua, untuk bermain curang di luar ruangan.

-------Aryananda-----

☀☀☀

Hari sabtu.

Bertepatan sekali sekolah mereka libur. Tapi tidak dengan anggota geng 'Mafia'.

"Lo yakin, Fan?" tanya Luvi sedikit ragu.

Fandi mengangguk yakin. "Percayalah pada kami!"

Luvi dan Yasfa yang mendengarnya hanya bisa menghela napas.

"Satu lagi, ini pertarungan tanpa senjata keras atau tajam. Meskipun begitu, kalian harus tetap berlindung! Adik ketua geng itu akan menjadikan kalian targetnya." Fandi begitu serius menjelaskannya pada Luvi dan Yasfa.

Luvi dan Yasfa mengangguk mendengar penjelasan Fandi.

"Fan!"

Gyan memanggil sambil melambai tangan. Itu sudah pasti aba-aba persiapan.

Fandi menoleh lagi ke arah dua temannya. Kemudian ia menyeringai kecil sebelum ia pergi ke arah Gyan.

☀☀☀

"Hey, kemana pasukan lo, Affandi?"

Ketua geng yang mereka tunggu akhirnya datang dengan segerombolan pasukannya.

Fandi hanya menyeringai.

"Ohoho.. Ternyata geng yang paling terkenal di sini hanya punya satu pasukan, sodara!!!"

Lantas anggota dari geng musuh tertawa dengan kerasnya. Fandi tak menggubris. Ia masih diam di tempat sambil bersedekap. Sama persis dengan Gyan yang hanya tersenyum tampan.

Ketua geng itu lantas mendekat. Mungkin ia sedikit tertarik pada Gyan.

"Hm, anggota baru lo ini lumayan juga. Gue duga, dia bintang sekolah. Benar?"

Gyan mengangguk tampan. Sedang yang menyanyai seketika terheran. Mereka sama sekali tak getir di depannya.

Sadar akan perubahan ekspresi orang di depannya, Fandi berinisiatif memancingnya.

"Kenapa dengan lo?"

"Tidak. Tapi kenapa kalian begitu tenang menghadapi gue dan pasukan gue? Lo kagak lupa ini perang, bukan?" tanya ketua geng itu.

Gyan menggigit bibirnya untuk menahan tawanya. Sungguh, baginya ini terlampau lucu dari dugaannya.

Kruyukkkk....

Gyan melirik Fandi. Apa harus di waktu begini perutnya minta asupan?!

"Sepertinya gue lupa sarapan. Apa lo punya waktu untuk sarapan sebelum perang, Gy?" Fandi malah mengalihkan pembicaraan yang terlampau jauh.

Gyan mengangguk kaku. Kalau terdengar kekehan di bibirnya, jangan salahkan dia! Salahkan saja Fandi dengan muka sok dodolnya.

"Hey!! Kenapa kalian aneh?" tanya ketua geng itu lagi.

"Aneh gimana sih, Azzam?" jengah Fandi. "Itu bunyi perut. Lo kagak bisa menyuruhnya minta izin sebelum berbunyi."

Azzam. Dia ketua geng SMA Santanu.

"Hah... Terserah lah!" Azzam berbalik menghadap pasukannya. Ia seketika mengernyit waspada.

'Kenapa mereka hanya sebagian? Kemana sebagian lainnya?'

My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang