16. Thanks?

420 21 0
                                    

-----

Aku tidak tahu, itu terasa terlalu cepat bagiku. Sampai aku tidak sadar telah melupakannya.

-------

Luvi mengerjapkan matanya yang serasa berat. Kepalanya sedikit pusing ngomong-ngomong. Dan so'al bau itu, aish.... Luvi serasa ingin muntah saat itu juga. Memang sudak tidak tercium di hidung, tapi entah mengapa ingatannya melesat pada bau alkohol yang menyeruak.

"Oh, sudah sadar ternyata."

Luvi melirik seorang disampingnya. Elis berdiri di dekatnya dengan muka datar.

"Minum dulu!"

Luvi pun menengguk segelas air yang disodorkan Elis itu sampai habis. Ia memegangi kepalanya yang serasa amat pening.

PLAKKK!!!!!!

Luvi terdiam seketika. Matanya sontak terbuka lebar. Ia memegangi pipi kanannya yang terasa memanas. Belum selesai dengan kepalanya yang seperti terpecah, ini tamparan mulus mengenai pipi kanannya. Dan pelakunya tak lain adalah perempuan tadi. Elis, sepupu Luvi.

Dia masih tidak percaya kakak sepupunya yang sangat hiperaktif itu dapat menamparnya dengan keras seperti ini. Dilihatnya, Elis menatapnya tajam dengan sorot mata penuh amarah.

'Kenapa dia marah-marah?' batin Luvi bersuara.

Tapi tak cukup waktu ia mengutarakan kekagetannya, Elis lantas memeluk Luvi erat. Tentu saja Luvi bingung sekaligus terkejut.

"Setelah ini, lo kagak boleh nyembunyiin sesuatu sedikitpun dari gue. Janji?"

Walau masih belum paham keadaannya bagaimana, Luvi tetap mengangguk samar sebagai jawaban.

"Lo kemana aja 'sih, Luv? Gue khawatir tau nggak?! Jangan ngilang lagi! Gue capek cariin lo tau!" ujar Elis di sela pelukannya.

'Nyariin?! Kemana?! Emang gue baru ngilang?'

Elis menjauhkan tubuhnya, ia meneliti tubuh Luvi dari atas sampai bawah.

"Lo nggak apa-apa, 'kan? Nggak ada yang lecet, 'kan? Nggak ada yang sakit 'kan? Semuanya oke, 'kan?" tanya Elis menggebu-gebu.

Luvi yang tampak risih lantas menepis tangan Elis kasar.

"Gue oke! Lo kenapa 'sih?!" jengah Luvi.

"Luv?"

"Hm"

"Lo.... Masih aman, 'kan?" tanya Elis sangat pelan.

Luvi melotot. Ia lantas menoyor kakak sepupunya itu, sampai dia terjungkal dan terduduk ke belakang. "Aman apaan sih?! Emang gue baru ngapain? Lo aneh banget tau nggak?!"

"Hah?! Maksud lo?! Lo kagak inget?!" Elis tampak terkejut.

"Inget apaan?"

"O-oh... Nggak jadi deh. Gue ingin memastikan aja. Kenapa lo sewot gini 'sih?"

"Pertanyaan lo ambigu, tolol!" Luvi menimpali.

"Apanya yang ambigu?"

Suara itu lantas menolehkan pandangan Elis dan Luvi bersamaan. Nampak Gyan yang baru masuk ruangan dengan semangkuk bubur hangat dan segelas susu.

"Loh?! Gyan?! Ngapain lo disini?!" tanya Luvi heran.

"Ini kan rumahnya, bego!" sela Elis lantas menghadiahi Luvi toyoran di kepala.

"Maksudnya?" tanya Luvi belum paham.

"Lo tuh terlalu banyak micin 'ya? Otak lemot amat. Lo lihat baik-baik deh ruangan yang lo duduki ini!" ujar Elis sedikit kesal.

My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang