11. Kacau

487 29 20
                                    

☀☀☀

Aku tidak tahu, papa.
Setiap hari kekacauan pasti ada.
Dan aku harus melewatinya.
Walau dengan sakit dan air mata.

Luvina

☀☀☀

Happy reading....^^


Langkah kaki Luvi beradu cepat ke arah mansionnya. Setelah mendapat kabar dari Elis, pikiran Luvi mendadak kacau seketika. Ia terburu-buru ingin segera pulang ke mansion, meninggalkan Gyan yang kemungkinan masih berdiam di taman.

 Ia terburu-buru ingin segera pulang ke mansion, meninggalkan Gyan yang kemungkinan masih berdiam di taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkahnya terhenti di depan pintu kayu mansionnya. Ia menghembuskan nafas pelan.

'Tenang, jangan bawa emosi, Luvi!' Batin Luvi menenangkan diri sendiri.

"Non Luvi!" panggil pak Salman.

Luvi menoleh.

"Non, tuan-"

Tangan Luvi terangkat untuk menghentikan pembicaraan pak Salman itu. Tak peduli akan ketidak sopanannya memotong pembicaraan pak Salman yang lebih tua darinya.

Luvi lantas membuka pintu mansion. Menampakkan wajah datarnya dan melihat apa yang ada di depannya.

Papanya datang!

Ada gurat bahagia di hati Luvi akan kehadiran sosok yang begitu dirindukannya. Kalau perlu, mungkin ia ingin menghambur ke pelukan orang itu saat ini juga. Tapi melihat ekspresi papanya yang nampak begitu terkejut, dia pun mengurungkan niatnya.

Luvi mengikuti arah pandang papanya, dan itu sampai pada pojok ruangan. Di ruang tamu luas mansion putih Luvi, tengah sofa.

Blank!!!

Amarahnya memuncak. Napasnya naik turun tak beraturan. Melihat kejadian panas di depannya, tidak tahan lagi Luvi menjadi dirinya yang pendiam.

Tangan Luvi bergerak ke samping pintu, mengambil vas bunga yang kemarin baru dibelikan Bi Ira sebagai pengganti vas yang dulu pecah karena kekonyolan Elis. Kemudian....

PRANGGGG!!!!!!

Vas bunga itu melayang ke udara dan membentur tembok di belakang dua orang di hadapannya. Mengakibatkan dua orang itu melepaskan pelukan mereka dan menoleh ke arah pelaku.

Betapa terkejutnya mereka ketika seorang putri keluarga Drey sudah berdiam di depan pintu dengan penuh amarah.

Angga yang menyadari kehadiran putrinya itu lantas terkejut. Elis dan Jimmy yang mendengar bunyi dentuman keras, turun dengan langkah cepat dari lantai dua. Bahkan tak jarang para ART mansion itu terdiam melihat kejadian itu. Sampainya di sana, Elis dapat menerka ada ketegangan di hadapannya kali ini.

Sampai di depan tangga, Elis menutup mulutnya yang menganga. Ia sungguh tak percaya. Ada Rahma dan orang yang sama sekali tak dikenalnya.

Rahma dengan panik segera menghampiri Luvi, "Tidak, sayang. Tidak, kau jangan salah faham dulu. Sayang--" ucapannya kepotong.

My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang