48. Pindah

327 13 0
                                    


☀☀☀

Gue belajar banyak hal dari lo.
Kalau seharusnya, apapun yang kita akan putuskan, harus kita pikirkan dulu matang-matang.
Agar kita tidak menyesal di kemudian hari.

---Luvina Anggara---

☀☀☀

Hari ini hari terakhir ujian. Setelah berhari-hari rumah Luvi dijadikan markas pembelajaran materi sekolah, akhirnya ini hari terakhir rumahnya akan terbebas dari kondisi 'kapal pecah'.

Luvi dan teman-temannya dengan fokus tinggi mengerjakan soal demi soal.

Sampai...

Kriiing!!!

"Baik. Sekarang kalian boleh keluar. Biarkan hasil kerja di meja! Ibu sendiri yang akan mengurutkannya."

Semua siswa-siswi bernapas lega. Mereka akhirnya bisa terbebas dari ujian akhir yang begitu menegangkan.

Kali ini, Yasfa dan Luvi yang berjalan duluan ke kantin. Fandi, Gyan, Ryan, dan Edo katanya akan menyusul.

Kata Fandi, "Ada pembicaraan para lelaki sejati. Perempuan kagak boleh tau."

Luvi dan Yasfa sih bodo amat. Mereka saja langsung melengos pergi tanpa memikirkan perdebatan sedikitpun.

"Luv, gimana soalnya?" tanya Yasfa.

"Datang, kerjakan, dan lupakan! Kalau lo pikir terus, yang ada kasian otak lo."

"Benar juga."

"My Princessssss!!!"

Nah, datang juga kan dia.

Yasfa dengan cepat berlindung di balik Luvi. Fandi auto cemberut.

"Astaga, lo tega amat, Fa, sama gue."

"Lo lebih serem dari gorila."

"Astaga... Amit-amit."

Luvi, Ryan, dan Edo yang ada disana tertawa renyah. Selalu saja begitu.

"Oh iya, mana Gyan? Kok kagak sama kalian?"

Pertanyaan Luvi mendadak membuat tiga laki-laki itu terdiam. Mereka saling pandang.

"Hm, benar juga. Tadi kita kan ke sekolah bareng. Mana si monster poni panjang itu?"

Fandi dan dua partnernya tidak menjawab. Luvi dan Yasfa jadi heran, kenapa tiga orang itu mendadak membisu?

☀☀☀

"Maafin gue, Luv."

Lelaki itu, Gyan. Ia menatap smartphone miliknya dengan senyum paksa. Ia tau semua akan terkejut setelah mendengar kabarnya.

Kalau dia tidak akan pernah lagi ke Indonesia untuk menuntut ilmu di sini. Dia harus kembali ke negara tempat tinggal Ayahnya.

Pukkk!!

"Arya, jangan gitu! Temanmu pasti mengerti kok. Kalau ada waktu, kita kesini lagi 'ya?"

My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang