25. Absurd

341 17 0
                                    

☀☀☀

Kalau kau bertanya, dimana kau menemukan kebahagiaan?
Tidak perlu jauh!
Orang yang selalu bersamamu mampu menciptakannya.

☀☀☀

Friday morning.

Kata Bu Dilara, hari ini adalah latihan terakhir. Alhasil, Luvi harus berusaha fokus terhadap soal-soal yang ia dalami.

Tak jarang, ia akan bertanya pada Gyan. Gyan pun menerangkannya sampai Luvi bisa paham. Karena ini pelatihan terakhir, Luvi tidak mau bersantai-santai kalau lusa adalah penentuannya.

Dia belum melupakan kesepakatannya dengan Gyan ngomong-ngomong.

Rasa gelisah sungguh dialami Luvi. Pasalnya, Gyan dapat mengerjakan semua soal yang diutarakan padanya tanpa melenceng sedikitpun.

"Jadi, semacam itu, Luv. Paham nggak?" tanya Gyan sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Campuran Clor dan Natrium, endingnya jadi Natrium Clorida, begitu 'ya?" tanya Luvi lagi.

"Benar, kita bisa melihatnya dari unsurnya. Na 1 atau Natrium, dan ini, Cl 2, atau unsur clor disebutnya Clorida karena ada dua. Jadi, nama dari senyawa ini NaCl atau Natrium Clorida. Nama lainnya garam dapur atau halit."

"Oh, begitu, kalau ini, jawabannya benar nggak? Gue lupa-lupa ingat soalnya."

"Sudah benar kok. Hydrargyrum atau Air raksa lambangnya Hg, satu-satunya logam berwujud cair. Biasanya sih ini disebut merkuri."

Luvi seketika terpanah dengan pengetahuan Sains Gyan. Memang lewat dari dugaannya. Rentetan jawaban yang sangat rinci itu dapat meluncur cepat di lidahnya, seperti seluncuran air.

"O-oh, begitu. Kok lo tau?"

"Oh, dulu semasa SMP, aku suka sekali dengan sistem periodik. Dan yang paling aku ingat ya ini, air raksa."

"Lo hafalin sistem periodik unsur segitu banyaknya dengan teorinya?" Luvi jadi histeris sendiri.

"Em, bukan dihafalin sih, cuma sering dibaca. Pernah itu sekali ada hafalan sistem periodik di SMA lama, dan harus hafal semua, walau pada akhirnya di kelasku hanya sanggup beberapa."

"Dan, lo?"

Gyan nyengir, "Eee... Gue, Alhamdulillah-nya hafal semua."

Luvi terperangah. Ini siswa satu bisa hafal semua? Apa tidak puyeng dia? Luvi saja semasa SMP ogah-ogahan lihat tabel periodik. Semasa dia kelas sepuluh saja, ada hafalan ini dia kabur ke kantin sama Yasfa. Lah, ini?

"Oh, fisika jadi makanan lo sehari-hari 'ya?"

"Em, kalau IPA belajar fisika saja rasanya kurang afdhol, Luv. Mendingan, kalau sudah ingin masuk jurusan IPA begini, belajarnya semua saja."

"A-apa?"

"Iya, fisika, kimia, biologi, antariksa, teknologi dan analisis, semuanya saja. Dengan begitu, kita bisa mudah fahamnya. Karena selama ini, menurutku, mereka-mereka ini saling berhubungan. Jadi, kalau kita belajar satu topik, pastinya akan merebah kemana-mana. Itulah ilmu IPA."

Luvi manggut-manggut mengerti. "Dan, lo kagak bosan belajar terus begini?"

Gyan menggaruk tengkuk belakangnya. "Ehe, kalau bosan sih pasti ada, Luv. Namanya juga manusia, hehe... Kadang kalau sudah bosan, aku tiduran atau main game."

Luvi tersenyum miring. "Lo seharian di rumah mulu 'ya, keluar hanya waktu sekolah."

"Ya kagak begitu juga, Luv. Kalau sama temen sih, keluar iya. Entar aku berubah jadi kura-kura setiap hari di rumah."

My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang