30. Olympiade Sains

333 16 0
                                    


☀☀☀

Ada saatnya gue harus sabar, saat menghadapi yang namanya

'Telat informasi'

-Luvina Anggara-

☀☀☀

"Lo siap, Luv?"

"Harusnya itu gue tanya ke lo, Gy. Siap lo? Maksudnya, siap kalah?"

Luvi memandang Gyan remeh dengan tawa iblisnya. Gyan pun hanya terkekeh geli. Tak ada sakit hati sedikitpun pada gadis itu. Dan lagi, sepertinya Luvi belum menyadari sesuatu.

"Lo kalo menali sepatu kayak gitu, kapan selesainya?"

Luvi mendongak. Ini posisinya Gyan yang berdiri memandang Luvi yang tengah berjongkok menali sepatunya.

"Bentar."

Dilihat-lihat, penampilan Luvi kali ini sedikit berbeda. Lebih sedikit rapi dan fresh. Mungkin karena kebahagiaannya sudah kembali.

"Ngapain senyum-senyum gitu? Lo gila?"

Gyan tersentak. Ia kemudian tersenyum miring dan sedikit mengenyampingkan poninya.

"Tuh poni potong dikit napa? Kagak risih lo?"

"Kagak! Udah biasa. Ayo! Ntar telat."

Setelah itu, Gyan menaiki motornya. Diikuti Luvi yang memasang helm.

"Eh, bentar, Gy!"

Gyan menoleh, Luvi ternyata sedang berlari ke depan mansionnya. Ternyata di sana ada Papa dan Mamanya yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua.

"Ma, Pa, Luvi berangkat dulu. Assalamualaikum."

Setelahnya, Luvi mencium tangan mereka bergantian. Kebiasaan lama yang ia rindukan sebelum ia pergi keluar rumah selama dua tahun ini.

"Wa'alaikum salam. Pulang dapat medali, ya!" teriak Angga saat Luvi buru-buru berlari ke Gyan lagi.

Luvi hanya mengangguk dan menaiki motor Gyan.

"Udah, yok!"

Setelahnya, Gyan melajukan motornya ke sekolahnya.

☀☀☀

"Loh, kenapa sepi? Mana Bu Siska dan Bu Dilara?"

Luvi dan Gyan bingung. Gerbang sekolah ditutup dan tak ada seorangpun di sana, membuat mereka berdua saling tukar pandang.

Namun tak lama setelahnya, ada Fandi dan dua temannya itu. Yang menjadi pertanyaan, kenapa ada Yasfa di boncengan Fandi?

"Kenapa kalian masih di sini? Bu Dilara dan Bu Siska ke sana duluan karena kalian terlalu lama," jelas Yasfa.

"Hm, lima belas menit lagi udah dimulai loh." Fandi berucap sambil menelisik arloji di tangannya.

"Ha?!" kejut Gyan dan Luvi bersamaan.

"Kagak usah pake 'ha!' Buruan ke tempat lomba!" sela Yasfa.

"Kenapa kalian-----"

"Jangan bicara dulu, Gy! Nanti aja jelasinnya. Sekarang cepet elah!" gemas Edo.

Luvi yang tidak tau apa-apa hanya bisa menuruti ketidak jelasan mereka. Ia bergegas menaiki motor Gyan.

"Tau lokasinya?" tanya Gyan.

"Tau! Cepet ikuti gue!"

Ryan yang membonceng Edo lantas mengendarai motornya duluan. Diikuti Fandi dan Yasfa, kemudian di belakang, Gyan dan Luvi.

My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang