☀☀☀
Apa mata gue yang rabun?
Atau gue tengah bermimpi?
Kalau dia di rumah, serasa seperti seorang putri kerajaan.
Dan sifatnya berbeda 180° dari perkiraan.---Aryananda---
☀☀☀
"Ya ampun, Luv. Sekalian aja kulkasnya bawa ke sini!"
Tiga teman Luvi di ruang tamu geleng-geleng dengan camilan yang di sediakan Luvi. Bagaimana tidak? Keripik, pasta, permen, coklat, soda, dan lainnya, sekarang sudah memenuhi meja ruang tengah.
"Boleh. Noh, kulkas di dapur. Ambil aja semaunya. Kalau mau, bawa pulang juga kagak apa."
Semuanya langsung auto melongo.
"Lo yang seriusan?" tanya Fandi.
Luvi mengangguk. Dan ketiganya sekarang sudah tidak habis pikir kenapa keluarga Luvi bisa mendapatkan cemilan dan bahan makanan yang langsung tersaji.
Dalam hitungan tiga...
Satu...
Dua...
Tiga...
Srattt...
Ketiganya melesat ke arah dapur yang bersebelahan dengan ruang makan. Mereka bertiga langsung membuka-buka isi kulkas dan lemari makanan. Luvi terkekeh kecil dengan kelakuan tiga teman absurdnya itu.
Dalam hitungan menit, mereka sudah kembali dengan jajanan masing-masing di tangan mereka.
"Nah, ini baru bertamu." Fandi berujar.
Mereka meletakkan makanannya di kasur lantai ruang tengah.
"Kenyang perut gue dari sini. Moga aja kagak meledak." gumam Fandi.
Dengar itu, Yasfa langsung menoyor ketua geng absurd itu. Padahal luka memar di wajah Fandi belum diobati.
"Dasar perut karet!"
Dan di hari itu, Yasfa, Gyan, Luvi, dan Fandi mengadakan perkumpulan mereka. Yasfa dan Luvi juga tak lupa mengobati luka memar di kedua lelaki itu.
"Yang ini, Fa."
Yasfa menuruti aja saat Fandi menunjuk luka memar di dahinya.
"Ini juga."
Yasfa menuruti. Ia menepuk obat memar di pipi Fandi. Melihat Yasfa yang amat perhatian begitu, satu ide muncul di pikiran Fandi.
"Fa, masih ada lagi."
"Yang mana?" tanya Yasfa akhirnya.
Gyan yang diobati Luvi sedikit terkekeh melihatnya. Dan percayalah, itu pemandangan paling cerah di pagi ini untuk Luvi.
'Astaga.. Senyumanmu...'
"Kalo ngobati rasa rindu gue besok, mau nggak?"
Yasfa langsung auto diam. Ia menampakkan facepalm-nya. Dan setelah itu....
Nyuttt....
"Aduh, Fa. Astaga! Kenapa lo tekan sih, memarnya?!"
"Makan tuh sakit! Makan tuh memar! Makan tuh rindu! Obati sendiri! Gue mau nyemil! Bhayyyy!!!"
Yasfa langsung melempar kotak P3K di tangannya ke arah Fandi. Langsung beralih mengambil cemilan di depannya. Tak luput juga dari bibirnya yang berguman entah apa saja.
Gyan tertawa lepas, tapi tidak berlangsung lama karena luka di mulutnya masih ada.
"Aw... Aw..."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Problem Girl[Completed]
Teen FictionIni cerita tentang seorang perempuan dan karakternya. Yang nyatanya, jiwa plin-plan lebih berciri khas. ☀☀☀ "Kau menyukaiku?" "Tidak!" "Kalau begitu aku pergi." "Kenapa pergi?" "Kau tidak menyukaiku." "Tapi bukan begitu... Aish, terserah kau!" "Apa...