☀☀☀
Ada satu hal yang sangat sulit di lakukan manusia.
Menetap di satu pilihan.
☀☀☀
Gyan dan Luvi tengah mengintari taman kota. Taman yang dikelilingi daun cemara di setiap sudutnya menjadi pilihan bagi dua orang itu.
Atau mungkin lebih tepatnya satu orang, karena Gyan sendiri yang memilihnya dan Luvi tinggal mengikuti langkah lelaki itu.
Suasana taman cemara sempat membuat Luvi terlena. Menenangkan! Angin yang melambai, dan udara yang bersih memasuki rongga paru-parunya, membuatnya seperti ikut melayang seperti daun yang terbang di sekitarnya.
Ringan.
Tenang.
Itulah yang Luvi rasakan.
"Kau suka?" Tanya Gyan membuyarkan lamunan Luvina.
Luvi dengan sweater baby blue dan rok putih selututnya perlahan membuka matanya yang sempat terpejam, ulasan senyum manis dapat terlihat di bibirnya.
"Aku suka hawa yang menenangkan seperti ini," ujarnya seraya mengangkat tangan dan merentangkannya di udara.
Tidak tahu orang lain berkata apa. Tidak tahu orang di sekitarnya merespon bagaimana. Luvi tidak peduli.
Dengan cepat, ia bahkan melupakan ketegangan di mansionnya. Karena kedatangan makhluk yang ia anggap 'iblis' di tengah keluarganya.
"Kau mau duduk? Disana ada kursi kosong," Ujar Gyan dengan satu jarinya menunjuk ke satu arah
Luvi lantas menurunkan tangannya, ia juga mengangguk mengiyakan ucapan Gyan.
'Yah, duduk duduk merilekskan kaki sejenak sepertinya pilihan bagus.'
Mereka berjalan kearah kursi. Yang sebenarnya diperuntukkan untuk dua sejoli.
Dan sepertinya, tidak sebagus yang di pikiran Luvi.
Luvi sedikit merenggut. Pasalnya ini adalah tempat untuk pasangan kekasih, dan Luvi sama sekali tidak tahu-menahu so'al itu. Dengan seenak jidatnya, si Gyan mengajaknya duduk layaknya orang pacaran?
What the hell!!
Luvi terduduk di kursi kayu dengan Gyan di sebelahnya. Mengayunkan kakinya sambil menendang-nendang rumput kecil. Dan di sampingnya, Gyan yang tengah membetulkan tatanan rambutnya.
"Gi-" suara Luvi menoleh dan berakhir dengan nafasnya yang tercekat.
'Oh my god.'
Baru saja ia menoleh, matanya sudah di pertunjukkan dengan pemandangan yang luar biasa. Rambut panjang itu dimainkan, dikibas acak, dan di kesampingkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Problem Girl[Completed]
Подростковая литератураIni cerita tentang seorang perempuan dan karakternya. Yang nyatanya, jiwa plin-plan lebih berciri khas. ☀☀☀ "Kau menyukaiku?" "Tidak!" "Kalau begitu aku pergi." "Kenapa pergi?" "Kau tidak menyukaiku." "Tapi bukan begitu... Aish, terserah kau!" "Apa...