☀☀☀Rasanya aneh.
Punya teman absurd yang nyatanya memiliki pengaruh besar pada kumpulan brandal sekolah.------Luvina Anggara-------
☀☀☀
"Astaga, Luvi! Lo ultah ya?!"
Yasfa yang baru menyambut Luvi di gerbang sekolah langsung mencubiti pipi Luvi, sampai bibir Luvi monyong-monyong lucu. Padahal dia baru turun dari mobil yang diantar Pak Salman.
"Fwa! Lepwas!"
Yasfa lantas melepas cubitannya. Ia beralih tersenyum lebar, seolah tidak ada apa-apa.
"Lo ultah, Luv? Perasaan bukan kemarin deh?" tanya Fandi.
"Ya emang bukan. Tapi... Ya, keluarga gue emang aneh. Ngerayainnya seminggu sebelumnya."
Yasfa dan Fandi tertawa mendengarnya.
"Astaga, keluarga lo lucu amat. Kenapa kagak sekalian sebulan sebelumnya?" simpul Yasfa.
Luvi hanya nyengir. Di tengah acara ketawa mereka, Gyan datang dengan penampilan super waw!
"Hello, bro!" Fandi menyambut Gyan dengan high-five mereka.
"Waw, Gy! Siap-siap jadi Cassanova sekolah dadakan ya!"
Gyan hanya nyengir. Ia melirik Luvi. Mendadak raut wajah perempuan itu menjadi masam.
"Kenapa, Luv?"
Luvi menoleh. "Eh?! Tidak. Tidak ada apa-apa. Dimana kacamatamu?"
Gyan tersenyum miring. "Sekali-kali tanpa kacamata, boleh kan?"
Satu sudut bibir Luvi terangkat. Melihat itu saja, seakan ada terselip satu hal di hati Gyan.
Bahagia?
Tring-tring.
Bunyi ponsel itu mengalihkan pandangan mereka berempat. Itu dari ponsel Fandi!
Fandi dengan cepat menerima panggilan itu. Raut serius seketika membuat Gyan, Yasfa, dan Luvi penasaran.
"Iya?" sahut Fandi kemudian.
Blablabla...
"Oke! Kerja bagus. Kalian bisa diandalkan. Ingatkan gue untuk mentraktir kalian habis ini!" Fandi menyeringai.
Blablabla...
"Oke!"
Setelah itu, Fandi menurunkan ponselnya.
"Geng lo lagi, Fan?" Yasfa menginterupsi.
Fandi menyeringai. Ia kemudian melirik jam tangan yang melingkar di tangannya.
"Sepuluh menit lagi. Sepertinya ini butuh waktu lama."
Pernyataan itu lantas membuat ketiga temannya mengernyit heran.
"Kalian tidak keberatan terlambat satu atau dua jam pelajaran?" tanya Fandi.
"Apa maksud----"
"Nanti dulu protesnya, Luvi. Anggota geng gue menemukan informasi penting," jelas Fandi.
Ada raut ragu di wajah Luvi. Seketika ia jadi bimbang. Dan Gyan? Sepertinya dia tampak tenang-tenang saja. Dan jangan lupa, dia yang sedari tadi lelah menyahuti setiap gadis yang menyapanya.
Benar bukan, dia akan jadi Cassanova dadakan?
"Apa sepenting itu, Fan?"
Mendengar Yasfa yang mempertanyakaannya, ide baru untuk menggoda Yasfa muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Problem Girl[Completed]
TienerfictieIni cerita tentang seorang perempuan dan karakternya. Yang nyatanya, jiwa plin-plan lebih berciri khas. ☀☀☀ "Kau menyukaiku?" "Tidak!" "Kalau begitu aku pergi." "Kenapa pergi?" "Kau tidak menyukaiku." "Tapi bukan begitu... Aish, terserah kau!" "Apa...