*Ketua geng kok nyelip ya?🙆 hehe
☀☀☀
Bisakah aku menjadi seekor kelinci, yang bebas berkeliling sesukanya tanpa ada halangan?
Bisakah aku seperti ikan, yang bebas berenang kesana kemari tanpa kekangan?
Tolong jawab!
Atau aku harus menunggunya?
Bagaimana menurutmu?
Luvina
☀☀☀
Kriiing.....
BRAK!!!!!!
"ASSALAMU'ALAIKUM!!" Lattah Yasfa.
Luvi dan Yasfa terlonjak dari acara merapikan bukunya.
"Wa'alaikumsalam," jawab yang menggebrak meja dengan santainya.
Yasfa hanya bisa mengelus dada. Memang manusia didepannya ini sudah kelewat dari batas normal.
Yasfa memberi orang itu tatapan tajamnya. Sadar dia diperhatikan, orang itu lantas membalas tatapan Yasfa tak kalah tajam.
"Ngapain lo liat-liat? Naksir? Gaboleh, hanya Luvi!"
"Siapa juga yang naksir lo, kutu!"
"Iya gue tau gue ganteng, kayak anggota boy band Korea. Bener nggak, Luv?"
Luvi tak sedikitpun merespon pertanyaan Fandi, membuat yang bertanya mendesis kesal. Yasfa yang menatapnya menahan tawa seketika.
"Ngapain lo tanya Luvi, Uli?!"
"Emang nggak boleh?! Jepit rambut?!"
"Lo ngatain gue?!"
"Lo duluan, songklak!!"
"Hey?!"
Seketika Luvi lebih memilih kembali beranjak diam-diam meninggalkan si manusia uli dan kutu ketapel adu bacot.
Luvi lebih memilih menyelamatkan gendang telinganya.
Namun sebelum itu, ia sempatkan melihat arah meja Gyan. Dan ternyata meja itu kosong. Artinya, Gyan sudah pulang duluan.
Luvi menghela nafas panjang sebelum melangkah keluar gedung sekolah.
Tiiiin.....
Luvi membelalakkan matanya seketika. Ia begitu terkejut melihat pemandangan di depannya. Seorang laki-laki tengah melambai ke arahnya dan tersenyum penuh pesona. Dan dengan seenak cuping telinganya, dia memasuki lapangan sekolah dan membuat kabut tipis knalpot di belakangnya.
Dan imbasnya adalah terdengar suara pekikan bersahut-sahutan dari para siswi yang belum pulang, efek dari laki-laki itu yang berdiri cool di samping motor sportnya.
Namanya Devano Zeinand Drey. Devan. Kakak laki-laki Luvi.
"Aduuuh... ganteng banget sih, itu poni... peluh.... Aw...."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Problem Girl[Completed]
Teen FictionIni cerita tentang seorang perempuan dan karakternya. Yang nyatanya, jiwa plin-plan lebih berciri khas. ☀☀☀ "Kau menyukaiku?" "Tidak!" "Kalau begitu aku pergi." "Kenapa pergi?" "Kau tidak menyukaiku." "Tapi bukan begitu... Aish, terserah kau!" "Apa...