37. Makan Malam

332 11 0
                                    


☀☀☀

Satu hal yang perlu dicatat.
Orang yang pendiam sebenarnya punya banyak gurauan di pikirannya.
Sayangnya, mereka cukup malas mengucapkannya.

☀☀☀

"Dia tuh, Luv. Kagak ada menariknya jadi ketua geng. Mungkin milihnya pakai cap-cip-cup," jelas Yasfa sambil memotong daging di piringnya.

"Yasfa, ntar gue sleding, kelar lo," peringat Fandi.

Yasfa menjulurkan lidahnya, sedang Gyan dan Luvi tertawa melihat kelakuan mereka.

Selalu saja tidak pernah akur.

"Jadi gimana ceritanya lo bisa jadi ketua, Fan? Lo aja jarang kumpul." Gyan mulai pembicaraan.

"Ntar kalo gue ceritain ntar keselek lagi."

"Kagak usah bacot deh! Gue juga pengen tau gimana awalannya." Yasfa menambahkan.

Fandi langsung pasang muka sok terkejut bahagia. "Jadi ayang Afa udah tertarik ama Abang Fan---"

"Yas-----" Panggilan Luvi terpotong.

Sliiiing..... Ctakkkkk!!!!!

"Fa.."

"Wadohh!!" pekik Fandi.

Luvi langsung mengatupkan mulutnya. Niat hati ingin menghentikan tangan Yasfa tapi keburu sendoknya melayang duluan. Tapi untungnya, Fandi langsung nunduk di bawah meja. Alhasil sendoknya melayang entah kemana.

"Fa, nanti kena kepala orang, benyok gimana?" Luvi gemas.

"Salahkan tuh, mulut buah naga. Buahnya aja yang dimanisin, nyembur api kagak. Kenapa juga dinamain buah naga?" kesal Yasfa yang menggerutu asal dan tidak menyambung sama sekali.

"Dari dulu buah naga emang tidak bisa nyembur api, Ayang. Kalau naga aslinya mungkin bisa," jelas Fandi yang makin membuat Yasfa berapi-api.

Yasfa ingin bangkit dari duduknya yang berseberangan dengan Fandi, tapi Luvi yang di sampingnya dengan cepat menahan tangan Yasfa.

"Fa, udah! Ntar kalo lo jadi naga kan kelar nih rumah. Ntar gosong, jadi daging bakar semua."

Dan semua maid malah terkekeh mendengar guyonan Luvi. Ya, jarang juga tuh princess bisa bergurau.

"Bentar-bentar. Fandi, naga, buah naga, apa hubungannya?" Gyan bertanya-tanya.

"Kagak tau! Mungkin muka tuh orang yang mirip naga," jawab Yasfa.

"Emang lo tau gimana rupa naga?" tanya Luvi.

"Kagak."

"Yodahh.. Kenapa lo samain Fandi sama naga atau buah naga? Belibet banget sih lo?!" Luvi jadi bingung sendiri.

Yasfa terdiam, ia seperti terpojok. Gyan dan Fandi auto tahan tawa.

"Kagak tau! Yaelah.. Luv, kok lo seakan-akan ngebela dia sih?! Gue temen lo. Dasar tidak ada solidaritas!" kesal Yasfa sambil melipat tangannya.

Dan melihatnya, Luvi tidak bisa menahan tawanya. Ia sampai harus memegang perutnya. Dan di lain sisi juga ada Fandi yang ikut tertawa lepas.

"Astaga, Fa. Hahaha..."

Yasfa makin merenggut. Ini temannya malah menertawainya. Dan Gyan malah sibuk-sibuknya senyum-senyum sambil mandangin Luvi.

"Yayaya.. Gue lucu. Lucu sampai tak sadar kalau diperhatiin mulu dari tadi."

Tuturan Yasfa seperti mengarah ke....

Gyan?

"Iya, gue tau. Gue dari tadi merhatiin lo kok, Fa. Dari wajah, hidung, bi---"

My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang