22. Rencana lagi

353 17 0
                                    


☀☀☀

Pemikiran pendek penuh ambisi merajai diri lo.
Bagaimana lo bisa kuasai diri?

☀☀☀

Hari berganti hari. Setiap jam, menit, dan detik yang dilalui perempuan cantik itu tak luput dari angannya.

Merebut tropi juara 1 lomba sains.

Buku sains dengan tebal setengah jengkal itu habis ia pelajari dalam satu minggu, lengkap dengan pembahasan soalnya. Setiap materinya ia teliti. Dan bayangkan saja, buku setebal itu ia habiskan dalam waktu singkat? Sudah berapa jam makan yang ia lewatkan?

Mungkin setiap kali kalian melihat perempuan itu, kalian tidak akan pernah menjumpainya tanpa membawa buku. Kalaupun bukan buku, kertas coretan kecil penuh rumus yang ia bawa.

Karena olimpiade akan ada seminggu lagi, Luvi semakin menaikkan semangat belajarnya. Dan sekarang ini tengah istirahat pertama di hari senin.

Yasfa yang notabenya teman sebangkunya harus jengah, karena setiap hari ia harus mengalah dengan rangkian rumus itu untuk menarik perhatian Luvi.

'Apa dia tidak pening, buku mulu?'

Karena sudah terlanjur sangat jengah, ia mencoba memberanikan diri menanyai putri es itu.

"Luv," panggil Yasfa, namun yang didapatinya hanya gugaman singkat.

"Sekali-kali makanan lo jajanan kek, apa kek. Buku mulu makanan lo. Istirahat, buku. Panggilan guru, buku. Rumah, buku. Masuk kelas, buku. Apa lo kagak pingsan setiap hari makan buku?" jengah Yasfa.

"Buku tuh dibaca, bukan dimakan."

Lantas membuat Yasfa ingin mencakari perempuan itu.

"Gue heran, Luv. Apa motivasi lo sampai lo harus banget menangin tuh olimpiade?"

Luvi berpikir sejenak. Ia menengok ke sekitarnya. Tidak ada orang di kelas. Namun ketika sepasang matanya mengarah ke sudut kelas, ia dapat menangkap seorang lelaki masih sibuk berkutat dengan buku bacaannya. Luvi lantas menunjuk arah pandangnya. Yasfa mengikuti arah tunjuk Luvi.

Yasfa kemudian kembali mengarahkan matanya ke Luvi. "Gyan?"

Luvi mengangguk. Ia kemudian mendekatkan dirinya pada Yasfa. Membisikkan sesuatu yang membuat gadis yang lebih pendek darinya itu terkejut.

"Apa?!" pekik Yasfa.

Luvi menyeringai. Ia kemudian tidak mengindahkan perempuan itu dan kembali fokus ke buku bacaannya.

Sedang di sisi lain, Yasfa mengarahkan pandangannya ke arah Gyan dengan tatapan sendu. Lelaki itu terlihat serius. Poni panjang itu, tangan yang sibuk membalik halaman buku, dan jiwa pendiam seorang lelaki yang khas. Bahkan Yasfa ragu kalau Gyan akan punya teman di sekolah ini kalau dengan sifat pendiamnya.

'Gue harap, gue masih bisa lihat lo setelah olimpiade ini, Gy.'

Ya, Yasfa sedikit tidak tega. Pasalnya, Luvi tidak akan main-main dengan tantangannya. Dan lelaki itu, dengan mudahnya memberikan Luvi tantangan yang menurutnya akan dengan mudah dimenangkan oleh sang putri es. Dan lagi, Gyan masih murid baru. Akan sangat disayangkan kalau dia akan keluar sekolah dengan cepat.

Brakkkk!!!!

"KUTU AYAM!!!" Yasfa terlonjak dari duduknya sambil memekik kaget.

Luvi dan Gyan pun terkejut, tapi mereka masih bisa menahan pekikan mereka. Sang pelaku lantas tertawa keras.

My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang