45. Kantin sekolah

310 12 0
                                    


☀☀☀

Memang terdengar lucu.
Rencana yang kau buat sendiri bisa berubah 180° dari perkiraan.
Jikalau kau lengah walau sedetik.

☀☀☀

Setelah membantu Pak Dandi menyapu seluruh halaman sekolah sampai bersih ----dibantu para murid yang telat tentunya---- Luvi dan tiga temannya memilih belok ke kantin.

Ya, mereka sedang dalam mode malas, dan jangan ditiru ya, teman-teman! Soalnya mereka juga takut. Kalau ketahuan guru piket, habis mereka dijadiin sambal penyet.

"Ternyata Gyan gercep juga," simpul Fandi.

Mereka duduk di meja persegi dengan saling berhadapan. Gyan menghadap Luvi, Yasfa menghadap ketua geng, dan empat mangkuk mi ayam dan empat gelas es teh yang menyertai.

"Gercep apaan, sih?!" Luvi heran sendiri. Dari tadi, Yasfa dan Fandi seakan menunjukkan gelagat aneh saja.

"Halah, Luv. Lo juga suka kan sama Gyan. Ihiiir... Kesampaian ternyata," sindir Yasfa.

Fandi dan Yasfa tertawa renyah. Mereka bahkan sampai berhigh-five ria. Kalau soal menjodoh-jodohkan, mereka sepertinya bisa dibilang nomor satu.

"Aish, soal ngeledek aja kompak," cibir Luvi.

"Wehhh.. Ini kebetulan!" Yasfa tak terima.

Mereka lantas tak menyahut lagi. Sedang Yasfa dan Fandi memperhatikan dua sejoli itu. Gyan dan Luvi sadar kalau mereka diperhatikan.

"Kenapa?"-----"Kenapa?"

"Etciiiee....." Fandi dan Yasfa auto ngeledek bersamaan.

Luvi memutar bola mata malas. Ingin sekali Luvi menghanyutkan mereka berdua ke Sungai Niil.

"Aduhh.. Adem banget liat kalian berdua begini deh," Yasfa berceletuk.

Luvi jengah. "Kagak usah lebay!"

"Eh, nggak kok, Luv. Tapi kalian kalau sudah pacaran, jangan lebay-lebay amat ya?"

"Haelah, lo apaan sih, Fa?! Ini lo ketularan virus Fandi ya?" selidik Luvi.

"Astaga, Luv. Tega amat lo nganggep gue parasit." Fandi sok cemberut.

"Kalo ekspresi seperti ini sih, malah nambah mirip, Fan," celetuk Luvi.

"Hahaha......"

Dan terjadilah perdebatan panjang di meja Luvi. Karena ini masih jam pelajaran, jadi kantin sepi. Mereka bebas bercengkerama.

"Eh, btw, geng lo sama geng SMA Santanu udah damai?" Luvi memulai.

Yasfa yang masih mengunyah mi ayamnya terkejut bukan main. "Apa?!"

"Ck! Fa, telan dulu! Tuh potongan mienya hijrah kemana-mana." Luvi menoyor Yasfa.

Yasfa nyengir. Ia menelan dulu makanan di mulutnya. Setelah itu ia menatap Fandi seakan minta penjelasan.

"Kenapa natap gue begitu, ay?"

Yasfa memutar bola matanya malas. "Fan, seriusan dikit!"

Fandi tertawa. Ia sampai harus memegangi perutnya kalau tidak mau ia terjungkal ke belakang.

"Fan, lo kenapa sih?!"

Fandi mengusap airmata yang menggenang di sudut matanya. Ini terlihat aneh. Bahkan Gyan sendiri tersenyum misterius sambil meminum es tehnya.

"Sayangku, tanya sendiri pada nih, di samping gue!"

Kalimat Fandi menaikkan tanda tanya besar di pikiran Luvi dan Yasfa.

My Problem Girl[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang